Silahkan nikmati parade puisi berjudul :
SURAT YANG BELUM TERBALAS sehingga RINDU MEMBIRU dalam MONOLOG HUJAN DI GARIS PANTAI INI.
Dear kamu....
Iya kamu, lelaki bermata senja yang selalu kulihat saat surya berwarna jingga...
(Desi)
Aku berdiri digaris pantai ini.
Memandangi siluet-siluet manusia dan semesta yang tampak sama.
(Septian)
Tangismu menderu dalam deras hujan. (Nindy)
Telahkah gerimisku memporandakan pagi? (Hidayati)
Dear kamu...ya, kamu..yang berulang kali aku sapa...namun tiada jawabnya....
(Desi)
Disini aku berdiri di garis pantai ini.
(Septian)
Mengiris pilu menguak angan. Memelukmu dalam dekapan sangat kuinginkan.
(Nindy)
namun tak putus pongahmu seumpama dunia hendak tunduk di kepalanmu. (Hidayati)
Aku tertawa sendiri, tiap kali membaca surat yang tak pernah ada jawabnya..
(Desi)
Lihatlah ini tawaku membahana.
(Hidayati)
Di sini di garis pantai ini.
Kunikmati peraduan bumi yang mulai diselimuti malam hari.
(Septian)
Esok ku kan datang
Memelukmu seperti asamu
Yang kau titip pada angin malam
Yang kau bisikkan pada gerimis.
(Nindy).
Indah bukan puisi di atas? Yang pasti bukan saya penciptanya. Bait-bait indah di atas adalah gabungan dari empat puisi dengan judul berbeda yang ditulis oleh empat orang yang berbebeda tapi memiliki satu kesamaan. Mereka berempat adalah anggota komunitas One Day One Post. Ya, nama di dalam tanda kurung di akhir setiap bait adalah nama pengarangnya.
Demi menjawab tantangan menulis tentang anggota ODOP, maka saya membuat parade puisi di atas untuk kita nikmati bersama tapa mengubah sedikitpun kata dalam puisi. Jadi originalitasnya masih terjaga. Heheh
Setelah menikmati bait-bait indah di atas, mari saya perkenalkan dengan para penulisnya.
Surat yang Belum Terbalas oleh Desi. Seorang tenaga kerja Indonesia yang saat ini sedang bekerja di Negri tetangga, Malaysia. Kesibukannya tidak membuat ia surut langkah dalam menulis. Selain kecintaan pada kesusateraan ia juga hobi travelling. Banyak tempat menarik yang telah Desi kunjungi. Penasaran? Silahkan klik BLOG DESI.
Rindu Membiru oleh Nindyah atau yang lebih akrab disapa Nindy. Ibu dua anak yang juga seorang guru SD. Jadwalnya otomatis padat namun menulis selalu sempat. Bagaimana mengatur waktu supaya tepat? Kepoin kesehariannya di BLOG NINDY
Monolog Hujan oleh Hidayati Nur. Seorang guru yang hobi menulis dan mengajar dengan metode-metode alternatif yang sangat aplikatif. Tergabung Dalam FLP Tuban. Puisi-puisinya telah terpampang di media cetak. Nikmati karya-karyanya di BLOG HIDAYATI
Di Garis Pantai Ini Oleh Muhammad Septian Wijaya. Mahasiswa Informatika yang hobi menulis. Meskipun tidak nyambung sama jurusannya namun tidak pernah menyerah dalam berkarya. Saat ini sedang merampungkan novel perdananya. Penasaran dengan cerita novel buatan mahasiswa informatika? Temukan bocorannya di BLOG SEPTIAN
Di Garis Pantai Ini Oleh Muhammad Septian Wijaya. Mahasiswa Informatika yang hobi menulis. Meskipun tidak nyambung sama jurusannya namun tidak pernah menyerah dalam berkarya. Saat ini sedang merampungkan novel perdananya. Penasaran dengan cerita novel buatan mahasiswa informatika? Temukan bocorannya di BLOG SEPTIAN
Demikianlah.
Keep writing till the end.
#OneDayOnePost.
#TantanganArisanOdop
Wah.. Udah selesai aja tantangannya.. Mantap..
ReplyDeleteWiihh keren mba Sabrina...parade puisinya kece sangat..
ReplyDeletewahhh keren... :)
ReplyDeleteMbak Sabrinaaaaaaa...Luar Biasa, mbak mempadupadanka dan menyatukannya dalam tulisan tanpa menghilangkan keSabrinaannya..Proud of U, Mbak...:)
ReplyDeleteMbak Sabrinaaaaaaa...Luar Biasa, mbak mempadupadanka dan menyatukannya dalam tulisan tanpa menghilangkan keSabrinaannya..Proud of U, Mbak...:)
ReplyDeleteWoh woh woh woh, udah selesai juga nih tantangannya, perdana li'an
ReplyDeleteMbakkkk kalau ada ide tersisa atau terbuang, bisa dihibahkan ke saya wkwk
Ihihihi.. bisa ya diparadekan?
ReplyDeleteKreatif sangat mak satu ini