Clue : baca judul di atas sambil mendendangkan jingle majalah Bobo dong.
Hah? Kamu gak tau majalah Bobo? Yang jingle-nya kayak gini Bobo : Teman Bermain dan Belajar. B-O-B-O BOBO.
Kalau masih gak tau, yakin masa kecilmu sudah bahagia? ๐๐
Hiday itu nama beken dari sahabat dunia maya saya yang bernama lengkap Nur Hidayati. Saya biasa panggil dia Mbak Hiday. Kadang panggil dia Mak Hiday. Kok di dunia maya? Lah iya,
wong kami belum pernah ketemu. Kok bisa? Iya bisa soalnya Mbak Hiday tinggalnya di Tuban, saya tinggalnya di Manado. Saya kalau jalan-jalan paling banter ke Jakarta, Mbak Hiday kalau jalan-jalan ke Leiden, cuy! Jadi, kami sampai sekarang tidak pernah bertemu.
Meski belum pernah bersua di dunia nyata, itu tidak menjadikan kami minim interaksi. Justeru sebaliknya. Kami sudah kayak soulmate. Soalnya selain lovable dan gibah-able (bukan gampang digibahin ya, tapi gampang diajak menggibah bareng๐), Mbak Hiday ini adalah orang yang luas wawasannya, cerdas, on fire 24 jam, lifetime learner suka dengan dunia tulis menulis seperti saya dan lebih dari semua itu, dia adalah seorang emak-emak.
Kami makhluk sejenis, jenis emak-emak, jenis paling sporadis sekaligus anarkis di muka bumi. Gak percaya? Setelah cuma kami yang boleh belok kanan sein kiri, kamu mau bukti bagaimana lagi sih? ๐
Kalau kamu berwawasan luas dan suka menulis, itu biasa. Tapi kalau kamu emak-emak, berwawasan luas dan suka menulis, itu adalah hal yang sangat luar biasa bagi saya. Kenapa? Karena menjadi emak-emak saja sudah rempong bagi waktu, ini ditambah berwawasan luas dan suka menulis pula. Di situlah awal mula saya mengagumi sosok bersahaja bernama Mbak Hiday.
Awal mula perkenalan kami adalah di salah satu grup menulis berbasis blog dan WA bernama One Day One Post. Saat itu Mbak Hiday mengirimkan saya pesan yang persisnya saya lupa tapi kurang lebih adalah meminta saya untuk mengomentari cerpen dia. Dalam hati ketika itu adalah waduh, kok ini orang ujug-ujug minta saya komentarin cerpen ya? Emang dia gak tau siapa saya? Justru karena saya bukan siapa-siapa malah jadi keki.
Tapi mengingat embel-embel kata pengantar yang dia pakai pada saat pertama kali meminta saya membaca cerpennya, maka saya gak tega buat menolak. Kalian mau tau apa kalimat yang ketika itu Mbak Hiday sampaikan kepada saya dan hingga saat ini saya tidak lupa? Mbak Hiday bilang, "Saya adalah pembelajar yang cepat."
Yup! Di kemudian hari, setelah ratusan purnama persahabatan kami (agak lebay sih๐), saya yang lebih banyak belajar dari Mbak Hiday. Tentang ketekunan, kerja keras, kemauan, pantang menyerah, keyakinan. Saya belajar dan meneladani Mbak Hiday tentang bagaimana menjadi tidak hanya seorang perempuan yang auto-kodrat (istilah apa pula ini?) sebagai istri dan ibu, tapi juga bagaimana mengupayakan pencapai-pencapaian dalam hidupmu.
Mbak Hiday telah menginjakkan kaki di banyak negara di Asia Tenggara maupun Eropa lewat ketekunan dan passion menulisnya. Hal inilah yang membuat saya enggan jauh-jauh dari dia, karena seperti kata pepatah 'berteman dengan penjual parfum akan kecipratan wanginya' saya berharap juga akan kecipratan sekelumit wawasannya dan kegigihannya.
|
Mbak Hiday, Ustadzah Oki dan negara-negara Eropa yang dikunjungi |
Mbak Hiday, seperti yang saya sebut di atas, adalah lifetime learner. Ia adalah pembelajar sejati lewat bagaimana ia memperoleh beasiswa LPDP untuk pascasarjana-nya yang kemudian membuat ia kembali berpacu mencari beasiswa S3. Semangat itu sesungguhnya menular, kebaikan juga. Jadi, fix saya gak akan jauh-jauh dari Mbak Hiday. ๐
|
Salah satu buku yang ditulis oleh Mbak Hiday |
Lalu, di tengah-tengah kesibukan kami sebagai emak dan pembelajar (dalam hal ini literasi) kami pun tak lepas dari kebiasaan jamak kaum perempuan, yaitu bergibah. Eits, tunggu dulu! Gosip kami di sini adalah gosip yang berfaedah. Emang ada? Ada dong! Nih, saya bagikan skrinsyut-an asli pergosipan kami๐
|
Racun beasiswa yang coba ditularkan Mbak Hiday |
|
Bagi-bagi ebook adalah jenis pergibahan yang berfaedah ๐ |
Mengingat ber-gibah itu makin ramai makin sip, maka kami membentuk komunitas pergosipan, eh komunitas sastra dengan syarat menjadi anggota yang nomor satu adalah 'emak-emak' ๐
|
Menggosipi Eka Kurniawan |
Setelah berperan sebagai istri, ibu, beasiswa hunter, penulis, editor, tidak juga menghabiskan energinya, mak satu ini juga membuka Taman Baca Mandiri dan menjadikan rumahnya sebagai tempat belajar literasi di lingkungan sekitarnya.
Telah hadir di tengah-tengah masyarakat Tuban (setelah bolak-balik empunya galau sampai bikin voting nama buat TBM ๐) TBM Sanggar Caraka.
|
Para tamu di Sanggar Caraka |
Pokoknya pertemanan kami ini adalah pertemanan yang sehat dan saya bangga berada dalam circle pertemanan yang sama dengan Mbak Hiday.
Tetap menginspirasi orang-orang pada umumnya dan wanita-wanita pada khususnya, ya Mbak.
Akhir kata, kapan kita bertemu untuk bergosip secara face to face sambil ngopi-ngopi di kaki Eifell? ๐๐๐
(Tulisan ini diikutsertakan dalam Giveaway
Hiday dan Sahabat)
Catatan :
Semua GIF dari https://giphy.com/
Semua gambar dari ig Mvak Hiday
Jangan lupa follow ig Mbak Hiday :
Dan juga ig saya (gapapa ya, promo tipis-tipis ๐๐๐๐)