Monday, February 1, 2016

Tips Menulis Cerpen (Ala-ala) part 3


Setelah tips-tips di postingan sebelumnya di sini lalu apa lagi ya? Ngg..coba saya ingat-ingat dulu..

Nah, mari kita lanjutkan pembahasannya. 

4. Pemilihan sudut pandang yang tepat dan konsisten.

Sudah tahu kan sudut pandang yang dimaksud di sini apa? Yup! Cara kita bertutur dalam sebuah cerpen. Apakah mau menggunakan sudut pandang orang pertama (aku,saya), sudut pandang orang ke tiga (dia,mereka), sudut pandang orang ke dua (kamu, kau)

Nah, khusus sudut pandang orang pertama dan ketiga ini juga terbagi dalam beberapa versi. Yakni, sudut pandang orang pertama pelaku utama, sudut pandang orang pertama pelaku sampingan, sudut pandang orang ketiga serba tahu, sudut pandang orang ketiga pengamat. Untuk definisi masing-masing lebih detail dapat dicari di mbah Google ya teman-teman. Heheh.

Dalam menulis cerpen yang umum dipakai adalah sudut pandang orang pertama dan orang ketiga, meskipun kadang-kadang saya kerap menjumpai ada yang menggunakan sudut pandang orang kedua. Menulis dengan sudut pandang orang kedua ini sangat susah secara teknis untuk dilakukan (oleh saya). Saya dan seorang teman  pernah menantang diri kami untuk menulis cerpen dengan sudut pandang orang ke dua dan hasilnya cerpen saya itu sukses ditolak majalah Femina. Hahah.

Kalau saya sendiri cenderung suka memakai sudut pandang orang pertama pelaku utama. Kenapa demikian? Ya, karena saya merasa bisa menyampaikan sesuatu yang ingin saya tuliskan dengan baik. Saya bisa menuliskan perasaan sedih yang mengharu biru, gembira yang gegap gempita, takut yang mencekam yang dialami oleh tokoh utama saya.

Kadang-kadang saya juga menulis dengan sudut pandang orang ke tiga. Namun jika menggunakan sudut pandang ini harus berhati-hati. Saya pernah membaca suatu ulasan tentang sudut pandang orang ketiga. Dalam praktiknya yang harus kita tuliskan adalah apa tampak terlihat, tidak seperti ketika menulis dengan sudut pandang orang pertama.

Akan saya jelaskan dengan contoh kasus agar lebih jelas (gaya banget!)

Case 1
Ia berjalan terburu-buru. Sesekali belari kecil. Jam di tangannya sudah menunjukkan 20 menit lewat dari jam 8. Tentu saja ujian sudah dimulai sejak tadi. Kali ini ia memutuskan untuk benar-benar berlari. Nafasnya tersengal Dan berat. Ia merasakan beban berton-ton menghimpit rongga dadanya.
(Tahu darimana orang yang berlari itu merasakan beban menghimpit dadanya? Memangnya kelihatan?)

Case 2
Ia berjalan terburu-buru. Sesekali belari kecil. Jam di tangannya sudah menunjukkan 20 menit lewat dari jam 8. Tentu saja ujian sudah dimulai sejak tadi. Kali ini ia memutuskan untuk benar-benar berlari. Nafasnya tersengal Dan berat tampak seolah seperti ada beban berton-ton menghimpit dadanya.

Cukup jelaskah perbedaan antara kedua studi kasus di atas? Dalam penggunaan sudut pandang orang ketiga yang harus kita tuliskan adalah yang tampak, atau yang seolah tampak pada tokoh di dalam cerita, bukan yang tokoh kita rasakan.

Lalu, bagaimana kita menentukan saat kapan harus menggunakan sudut pandang orang pertama atau ketiga. Hmm, sejauh ini saya mengandalkan feeling saja. Ada cerpen yang dipertengahan jalan saya rombak habis karena merasa pemilihan sudut pandangnya tidak tepat. Sejauh ini, sudut pandang orang pertama pelaku utama adalah favorite saya.

Lalu, ketika sudah memilih sudut pandang yang akan digunakan, konsistenlah hingga akhir cerita. Kecuali kalian memang berencana membuat cerpen dengan beberapa sudut pandang.

#OneDayOnePost
#FebruariMembara
#HariKeSaty

6 comments:

  1. Oke, terimakasih ilmunya kaka. Perlu belajar banyak nih soal sudut pandang. *peluk mb sabrina* :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aiihh..jangan ikuti tips tips saya..nanti kamu tersesat. Hahhaha

      Delete
  2. Waaah, ini yang saya kadang ngga sadar. Makasih ilmunya ...

    ReplyDelete
  3. Nice tips, Mbak..
    Saya keseringan pake sudut pandang orang pertama. Lebih mengalir dan natural. Tapi kekurangannya tidak luas seperti kedua. Karena sudut pandang pertama tidak bisa serta merta menjelaskan kondisi dan suasana hati tokoh lain.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haduh mbak Ella. Saya masih Dalam tahap belajar. Semua tips ini sesungguhnya hasil googling Dan pengalaman Yang masih sangat minim.hheheh

      Delete