Sebenarnya ini bukan blog parenting sama sekali. Hahah. Tapi kenapa belakangan ini saya posting hal-hal yang berbau ke-emak-emak-an ya? Mungkin hal itu tidak terlepas dari situasi yang saya alami saat ini. Memiliki 2 anak balita. MEMILIKI 2 ANAK BALITA.
Dulu sebelum menikah, saat masih jadi perawan ting-ting, saya selalu bercita-cita ingin punya banyak anak. Saya bukan pecinta anak kecil sih, tapi saya juga bukan yang anti atau benci dekat anak kecil, tapi membayangkan memiliki banyak anak dengan lelaki yang kamu cintai kan sungguh so sweet ya.
5 tahun, 15 kilogram dan 2 anak kemudian saya segera ke dokter kandungan dan memasang KB spiral yang jangka waktunya 5 tahun. Pengennya sih yang jangka waktu 30 tahun sekalian sebenarnya tapi yang ditawarin dokter hanya itu jadi ya sudah lah..π
credit |
Percayalah ini wahai gadis-gadis perawan, memiliki anak tidak seindah yang kamu bayangkan. Eh, apakah saya saja yang merasa demikian? Secara, pas anak pertama saya kena baby blues, lalu yang kedua saya overwhelmed. Memiliki anak kedua ini saya benar-benar kewalahan. Kewalahannya justru ketika harus menangani si kakak. Drama toilet training, tingkah si kakak yang rada-rada hiperaktif and so on. And so on.
Saya pernah sampai pada titik di mana saya tiba-tiba sangat memahami pilihan seorang wanita yang pernah saya baca kisahnya sekilas (lupa baca dimana) yang ingin menghabiskan hidupnya hanya bersama anjing peliharaan. Tidak ada pernikahan dan drama rumah tangga yang mengikuti pun tak ada anak-anak dan segala kekacauan yang mungkin bisa mereka ciptakan.
Setelah memiliki pikiran di atas saya langsung me-WA salah 1 sahabat untuk tanya tutorial cara rukiyah mandiri. Saya tau saya kelewatan dan terkesan tak mensyukuri segala nikmat yang orang lain mungkin panjatkan dalam tiap-tiap doanya; Memiki anak, memiliki keluarga.
Btw, setelah rukiyah mandiri itu saya lumayan sabar sih dalam mengarungi hari-hari dengan 2 balita iniππ
Sekitar 2 bulan pasca melahirkan saya sama sekali tidak bergairah melakukan aktivitas apapun. Baru belakangan ini saya semangat lagi buat nulis dan ngeblog. Dengan memiliki 2 balita saya hampir tak punya waktu untuk diri sendiri. Nonton youtube atau lihat-lihat story ig tanpa terusik kelakuan 2 bocah itu sungguh adalah kemewahan.
Anak saya yang pertama memiliki jam tidur yang sangat amazing dia bangun jam 7 atau jam 8-an di pagi hari. Jarang tidur siang, kalaupun tidur siang cuma sejaman. Tidur malamnya jam 11. Dengan jam tidur dia yang sangat sebentar bisa ditebak kan kapan saya bisa punya waktu untuk diri sendiri? Kalau si adik malah lebih asik. Bangunnya cuma kalau lapar atau buang air saja. Habis dinenenin bobo lagi. Nah, pas adiknya bobo, emaknya ini kan pengen leyeh-leyeh sambil nonton youtube. Tapi mana bisa hal itu terlaksana saudara-saudara sekalian kalau ada anak kecil 3 tahun yang berlompatan di kasur, membongkar piring yang telah ditata diraknya, memporak-porandakan seisi kamar?π
Mengingat saya butuh me time untuk mempertahankan kewarasan, maka saya menyiasati dengan bangun di dini hari. Jam 3 s.d jam 6 akhirnya menjadi waktu favorit saya untuk melakukan hal yang saya sukai. Nonton drama Turki (di SCTV ada drama Turki yang main jam 03.30 WITA, btw) yang mana gara-gara drama itu saya jadi searching-searching tentang Turki dan belajar bahasanya lewat YouTube, mengedit tulisan, mengirimkan tulisan, membaca percakapan grup, membalas chattingan, membaca cerpen, dll, dll yang tidak bisa saya lakukan di jam lain.
Kadang-kadang di sela-sela kepenatan dan pertanyaan-pertanyaan kenapa begini kenapa begitu, kenapa saya terjebak dalam rumah berasama 2 anak kecil sementara ada adik kelas yang sudah keliling 47 negara karena dapat beasiswa ke luar negri? Kenapa saya hanya mengganti diaper saja setiap hari di mana ada teman yang kerja di salah satu pertambangan emas terbesar di dunia? Mendapat beasiswa di luar negri dan bekerja di pertambangan adalah salah dua mimpi saya. Dan karena saya adalah orang yang sangat ambisius maka bukan sekali dua kali saya berpikir harusnya saya juga bisa seperti mereka dan bukannya memunguti pup dan mengepel pipis si Kakak selama proses toilet training dia.
Lalu saya segera rukiyah mandiri lagi untuk mengusir segala pikiran buruk itu. Saya sekarang sulit membedakan mana pikiran saya dan mana pikiran yang dibisikkan setan dalam kepala saya.
Pernah tidak kalian merasa demikian? Kalau pernah, itu tanda-tanda kalian kekurangan Me Time ππ
Setelah menemukan jam yang kondusif untuk Me Time itu saya lebih waras di pagi harinya meskipun agak ngantuk di siang hari. Me Time dini hari juga memberikan kesempatan saya berdialog dengan Sang Pencipta, memohon petunjuk dan kekuatan. Me Time dini hari memberikan banyak inspirasi. Sebulan lalu saya telah menulis 3 cerpen. Itu angka yang fantastis untuk saya yang menulis hanya karena mood saja.
Dan syukur Alhamdulillah saya memiliki suami yang pengertian. Karena bangun jam 3 subuh kadang-kadang saya sangat ngantuk di pagi hari. Nah, kalau saya tidur maka Pak Suami lah yang memasak. Thx Hon, untuk dukungannya dalam mempertahankan kewarasan saya. Sesungguhnya saya adalah ibu dan istri yang jauh dari sempurna tapi saya terberkati dengan memiliki suami sepertimu. ππ
Kalau kamu, jam berapa waktu Me Time mu dan apa yang kamu lakukan saat Me Time?
MasyaAllah keren, Kak. Selalu merasa diri kurkur sempurna itu kan bagus.
ReplyDeleteMe time saya setiap anak2 bobo siang, tapi seringnya zaya juga ikut bobok. Gmn dong? πππ
Kadang-kadang kalau anak-anak bobo saya juga ikut bobo juga sih.. ππ
DeleteApalagi aku yang udah tiga buntutnya π
ReplyDeleteDi saat si bungsu anteng menyenangkan, giliran dua kakaknya main drama yang sungguh bikin emosi emaknya ini terkuras π
Yup, saya juga susah cari me time, dan itu memang bikin pikiran waras saya sering terbang entah kemana. Membaca jadi nggak bergairah, menulis apalagi πͺ
Oke, thanks sharingnya Kakak Sabrina π
apalah aku uang masih sendiri dialam mimpi
ReplyDeleteHiks, keren π
ReplyDelete