Tibalah kita pada bagian yang paling sulit dalam proses berbenah saya. Yaitu membenahi barang-barang dengan kategori buku. Iya buku. Saya sangat mencintai jenis barang yang satu itu. Saya memiliki begitu banyak buku. Fiksi maupun non fiksi.
Saya mulai mengoleksi buku cerita rakyat, cerita nabi dan komik ketika SD. Kemudian buku-buku detektif, kemudian serial ghoosebumps, kemudian teenlit, chicklit, buku-buku sastra. Kecanduan saya kepada buku didukung oleh lingkungan rumah tempat saya tumbuh. Ibu saya tidak bisa hidup tanpa majalah religi, ayah saya tidak bisa hidup tanpa koran dan majalah Tempo, adik saya tidak bisa hidup tanpa menambah koleksi komik serialnya.
Berangkat dari keluarga yang sangat mencintai membaca membuat saya paling berat kalau harus menyingkirkan buku-buku, sebaliknya paling ringan mengeluarkan uang untuk membeli buku, dibanding beli barang jenis lain misalkan baju, asesoris ataupun gadget.
Saya tidak akan tergoda dengan gadget sebagus apapun, saya tidak akan tergoda dengan baju semodis apapun, tapi saya akan dengan senang hati mengorbankan waktu istirahat makan siang saya hanya untuk ke Gramedia dan membeli buku yang tiba-tiba ingin saya baca hanya karena penasaran dengan resensi atau ulasan yang saya baca di internet. Tidak bisa menunggu. Harus saat itu juga.
Buku-buku saya, meskipun tidak pernah saya singkirkan, selalu saja berkurang jumlahnya. Entah karena hilang, entah karena dipinjam tidak kembali, entah karena rusak dimakan rayap sehingga harus saya buang.
Marie Kondo dalam bukunya juga menceritakan, bahwa klien-kliennya yang penggemar buku cenderung paling sulit untuk menyingkirkan barang yang satu ini. Mereka pasti memiliki buku yang baru dibaca seperempat, atau bahkan masih terbungkus rapi dalam plastik wrap. Ketika Marie memerintahkan mereka untuk menyingkirkan buku-buku yang sekiranya sudah tidak diperlukan, biasanya buku-buku yang masih dalam wrapping tidak disingkirkan. Mereka selalu berdalih akan membacanya nanti. Padahal 'nanti' itu tak pernah ada. Jika kau benar-benar menyukai buku itu kau pasti akan langsung membacanya begitu membeli.
Marie Kondo juga merupakan penggemar buku. Ia telah melalui bertahun-tahun eksperimen dalam membenahi kategori barang jenis buku. Ia pernah mencoba metode mencatat semua quote dari buku yang dia suka dalam catatan dan menyingkirkan buku itu demi mengurangi jumlah buku yang dimiliki. Namun, hal itu sangat melelahkan. Cara lainnya, Marie pernah mencoba metode merobek dan menyimpan halaman yang disukai saja lalu sisanya dibuang, namun halaman tersebut pun tak pernah dibaca ulang.
Semua cara di atas tidak pernah berhasil untuk mengurangi jumlah bukunya secara signifikan. Bertahun kemudian ia menemukan sinyal-sinyal yang dapat kita gunakan untuk mempermudah menyingkirkan buku-buku koleksi kita. Perhatikan semua koleksi bukumu. Letakkan di lantai. Singkirkan buku itu ketika kamu merasakan 1 atau lebih kriteria di bawah ini:
1. Tidak membangkitkan kegembiraan ketika disentuh. Hanya disentuh, tanpa kamu berusaha membacanya.
2.Telah selesai dibaca dan sekiranya tidak akan dibaca lagi.
3.Buku yang sudah berbulan-bulan belum selesai dibaca. Kalau kamu benar-benar menyukainya, kamu tentu akan lekas-lekas menyelesaikannya.
4.Buku yang sudah lama dibeli tapi belum dibaca sama sekali.
Jika kamu mendeteksi kriteria-kriteria di atas terhadap bukumu, sudah saatnya kamu menyingkirkan buku tersebut.
Kali pertama menjumpai sebuah buku adalah saat yang paling tepat untuk membacanya (the life changing magic of tidying up hal. 87)
By the way, akhirnya saya berhasil menyingkirkan beberapa buku yang saya miliki. Semua buku milik saya membangkitkan kegembiraan, namun saya berusaha rasional dengan memilah berdasarkan kriteria 2, 3 dan 4 di atas.
Buku-buku yang hendak saya keluarkan dari rak koleksi akan saya jual dengan harga murah. Sudah saya posting di FB dan akan saya posting juga di blog setelah ini ya...
Oh, ya setelah ini saya akan membagi pengalaman berebenah barang kategori kertas dan komono (pernak-pernik).
Oh, ya setelah ini saya akan membagi pengalaman berebenah barang kategori kertas dan komono (pernak-pernik).
Semoga berguna dan bermanfaat. 😘
sangat bermanfaat
ReplyDeleteHaloo uncle.. Makasih atas kunjungannya. Long time no chit chat ya.. 😆
DeleteSip, Mbak. Akan saya coba. Beberapa bulan lalu saya sudah mulai dengan membongkar koleksi ratusan majalah. Terus saya angkut untuk perpustakaan masjid.
ReplyDeleteSelamat berbenah Pak Parto😊
DeleteTerima kasih infonya Mba
ReplyDeleteSama-sama Mbak Nindy.. Semoga bermanfaat ya.. 😊
DeleteSetelah baca ini saya jadi mikir ada banyak buku yang mesti saya singkirkan. Thanks mbak Sabrina😊
ReplyDeleteSemoga bermanfaat ya Mbak Saki.. 😁
DeleteAku tidak tegaa membuang buku akuu😂😂
ReplyDelete