Monday, January 18, 2016

Dilema


Rasanya tidak pantas mengeluhkan soal ini. Seolah-olah tidak bersyukur atas apa yang telah diberikan Tuhan.  Tapi, rasanya ada yang mengganjal kalau tidak mengutarakan, minimal menuliskan, soal sesuatu yang bikin dilema banget ini. (Padahal sudah niat setiap postingan ODOP itu Temanya "fiksi dan puisi" ini malah curhat).

Ya sudah..nggak apa-apa lah ya.

Jadi.. Sesuatu yang bikin saya dilema itu adalah memilih antara menjadi ibu rumah tangga saja atau menjadi wanita karir.

Ketika masih lajang dulu maupun ketika sudah menikah dan belum punya anak, pilihan sebagai ibu rumah tangga sama sekali tidak pernah terlintas dalam pikiran. Sedetik pun!

Dan semua itu berubah ketika negeri api menyerang, eh maksud saya ketika saya melahirkan seorang bayi laki-laki bernama Ahmad Zayd P. pada bulan April 2015 lalu. Kelahiran Yang sangat lancar Dan jauh dari merasakan rasa sakit Yang berlebihan. Lalu kemudian saya dilanda baby blues Yang lumayan parah. Ada-ada saja Yang menyebabkan baby blues ini. Mulai dari baby Ahmad(akhirnya nama panggilannya Ahmad, setelah nama Zayd begitu sulit diucapkan oleh ibu saya) Yang seperti bayi pada umumnya bangun tiap 2 jam sekali di malam hari, baby zayd bingung puting, baby zayd kena flu untuk pertama kalinya, baby zayd kena diare untuk pertama kalinya. Semua hal itu membuat saya merasa tidak layak menjadi seorang ibu dan mengakibatkan baby blues. Waktu cuti melahirkan selama 90 hari pun terasa lama sekali. Sampai kapan saya harus lelah dan stres mengurusi anak? Ah..rasanya mau gila!

Dan....hari ketika cuti terakhirpun tiba. Saya kembali masuk kantor dengan riang gembira. Bekerja di salah satu bank BUMN membuat saya harus berada di kantor selama minimal 12 jam. Pekerjakan rasanya tidak habis-habis sementara baby Ahmad kian hari kian lucu. Mulai bisa tengkurap, ketawa cekikian sampai mengucapkan kata-kata sederhana seperti "a...ta", "a..yah" ahhh..rasanya ingin cepat-cepat pulang kalau lagi di kantor. Kalau sudah hari senin rasanya nggak  ingin masuk kantor lagi.

Belakangan ini, entah kenapa, mungkin karena baby Ahmad sudah mulai besar Dan bisa diajak bercanda, saya semakin tidak tega meninggalkan dia untuk kerja di kantor. Saya jadi memikirkan opsi B jika dilema ini tidak menemukan jalan keluar yang membahagiakan. Mungkin saya akan benar-benar resign lalu menjadi full time mom dengan pekerjaan utama mengurusi anak dan pekerjaan sampingan menulis. Untuk mencapai misi tersebut saya memaksakan diri untuk terus menulis meskipun pulang kantor sudah malam dan sangat lelah. Saya berkomitmen untuk dapat hidup dari tulisan-tulisan saya. Mulai awal Januari 2016 saya mulai ikut berbagai lomba menulis. (Belum ada yang deadline jadi belum tau menang atau tidak) Kenapa menulis? Sebab itu passion saya. Dan selelah apapun, saya selalu suka menulis.

Saya sedang memacu dan membangun konsistensi menulis ini. Untuk itulah juga alasan saya bergabung dengan ODOP.

Kalau ada yang bertanya kenapa harus susah-susah bekerja. Kenapa tidak mengandalkan suami saja. Ya, tidak kenapa-kenapa. Sebabnya adalah sesederhana saya bukan tipe orang yang terbiasa menggantungkan hidup sama orang lain (kecuali orang tua ketika belum berpenghasilan dulu) 

Saya menulis ini ketika masih duduk di kubikel saya, dimana badan saya di kantor namun pikiran saya ke baby Ahmad. Ah, rindu sekali sama bayi saya di rumah. Rasa bersalah yang teramat sangat tidak bisa membersamai dia tumbuh. Maafkan ibu Nak. Ibu sedang berjuang untuk kebersamaan kita. Doakan saja.

#OneDayOnePost
#HariKeenam

5 comments:

  1. Smoga yg terbaik yaa... Karena 2-2 nya pilihan sulit... Karena juga saya sampai saat ini madih bergulat dg dilema yg sama...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semangat mbak aminy. Semoga Yang terbaik untuk kita Dan keluarga....!

      Delete
  2. Smoga yg terbaik yaa... Karena 2-2 nya pilihan sulit... Karena juga saya sampai saat ini madih bergulat dg dilema yg sama...

    ReplyDelete