Monday, January 21, 2013

Sebuah Penghiburan

(tulisan ini sudah lama mendekam dalam note fb.. saya angkat lagi kesini untuk jadi bahan renungan untuk diri sendiri ketika putus asa. Syukur-syukur bisa bermanfaat untuk orang lain)

Makassar, 9 Maret 2012

Saya baru membaca 24 halaman buku “Black Swan” yang pada sampulnya tertulis International Best Seller ketika menulis ini. Baru 24 halaman jadi yang saya dapat simpulkan adalah bahwa kejadian-kejadian yang ada di muka bumi ini tidak dapat diramalkan. Jadi siapapaun Anda yang sedang berkuliah dan mempelajari tentang Teori Probabilitas harusnya jangan terlalu percaya. Sebaliknya, yang harus kita lakukan adalah memanfaatkan ketidak pastian, karena ketidakpastian mutlak terjadi. Buku ini menganalogikan dengan fenomena black swan-angsa hitam. Sesuatu yang mustahil tapi ternyata terjadi.

Namun sekarang saya tidak hendak meresensi buku Black Swan. Yang akan saya lakukan adalah menulis sebuah penghiburan seperti judul note ini. penghiburan untuk diri sendiri, untuk yang membaca dan merasa mengalami hal yang sama, untuk yang tengah mengalami kegagalan atau kontra klimaks dalam hidupnya. (hehehhe,,, berat bahasanya ya..)
Saya sedang mengalami masa peralihan yang terberat kedua dalam hidup saya (yang pertama adalah peralihan dari usia remaja -19 tahun menuju ke usia dewasa- 20 tahun. Mental saya belum siap. Tapi fisiologis saya tidak mau kompromi. Saya juga tidak hendak membahas ini sekarang). Beralih dari masa kuliah ke dunia kerja adalah sesuatu yang sangat menyenangkan-seharusnya. Membayangkan bagaimana rasanya kita bisa menghasilkan usang sendiri. Mulai memikirkan rencana-rencana kehidupan sendiri. Menabung dan mencita-citakan untuk jalan-jalan ke luar negeri. Harusnya menyenangkan jika dari perkuliahan kita langsung memasuki dunia kerja. Tanpa singgah dulu di masa peralihan atau yang lebih lazim disebut masa tunggu, yaitu masa seorang fresh graduate menunggu untuk terserap di lapangan pekerjaan (pengecualian untuk yang memilih menjadi interpreneur dan yang ditakdirkan punya perusahaan warisan dari kakek buyutnya. Heheh)

Jadi berada di masa tunggu adalah sesuatu yang benar-benar menyakitkan. (kadang-kadang sebenarnya sangat menyenangkan saat bisa santai-santai berbaring di kasur sambil baca komik di hari senin J ). Berada di masa tunggu, itu berarti siap-siap mengalami banyak sekali penolakan dari perusahaan tempat kita melamar. Mulai dari penolakan yang dapat diterima dengan lapang dada karena kita menyadari bahwa kualifikasi kita belum memenuhi persyaratan perusahaan itu, hingga penolakan yang menyakitkan hati karena kadang-kadang kita berpikir “apa kurangnya saya sih? Saya bahkan bia menyamai performa staf Anda yang sudah bekerja 2 tahun disana kalau Anda menerima saya!!(agak sombong.. heheh). Namun sesungguhnya, rejeki itu rahasia langit. Dan parameter kesuksesan seseorang tidak hanya diukur dari seberapa sempurnannya IPK kita, seberapa banyaknya organisasi yang kita ikuti, seberapa bergengsinya kompetisi yang pernah kita menangi maupun seberapa fasihnya bahasa asing yang kita kuasai. Disamping semua itu, ada yang disebut faktor X (mungkin ini yang oleh Nassim disebut Black Swan dalam bukunya). Jadi, formulanya adalah seperti ini : kesemuanya yang sudah saya sebutkan sebelumnya di atas (IPK,Organisasi,bhs asing) + kesiapan + kesempatan + faktor X = KESUKSESAN. Apakah sesungguhnya faktor X itu? Ialah keberuntungan, Lucky, Fortune, Hoki, Takdir, atau apapun itu sebutannya.


Inti dari semua ini adalah, saat kamu telah memiliki kesemuanya itu (IPK,Organisasi, bhs asing), lalu kamu telah berusaha untuk menyiapkan semuanya dan begitu kamu menangkap kesempatan yang berseliweran namun ternyata kamu gagal, itu sepenuhnya bukan kesalahanmu. Kesalahannya sama sekali bukan terletak pada dirimu. Karena seperti yang saya sebutkan sebelumnya, ada faktor X yang berpengaruh sangat dahsyat dalam hidup kita. Yang membuat kapal Titanic menyombongkan bahwa kapalnya kokoh dan mampu mengarungi samudera dalam waktu yang lama, namun hanya karena sebongkah es langsung tenggelam. Dahulu orang Jepang sedikit lega saat dapat membuat bangunan tahan gempa, lalu datang tsunami dan siapa yang dapat menghalau air bah? Demikianlah, ada hal-hal yang tidak dapat kita upayakan. Ialah Takdir itu sendiri. Karena tidak dapat diupayakan bukan berarti kita menyerah, karena Tuhan pun masih menghibur dalam kitab sucinya “tidak Kuubah nasib suatu kaum sampai dia mengubahnya”. Artinya diantara pastinya ketidakpastian faktor X, masih ada kepastian yang dijanjikan Tuhan. Berubahlahlah, maka akan Kuubah.

Lalu selain menanamkan sikap optimis dan pantang menyerah, hal lain yang dapat kita lakukan adalah menghibur diri (heheh). Mengutip kalimat dalam sebuah buku yang pernah saya baca namun saya lupa judulnya (saya lupa bukan karena banyaknya buku yang telah saya baca, melainkan karena daya ingat saya benar-benar payah) “Saat di usia 18 tahun kamu berusaha mati-matian masuk ke Universitas Harvard dan kamu gagal, jangan kecewa dan bersedih. Semuanya baik-baik saja. Bukankan kamu sudah menjalani hidup selama 17 tahun tanpa menjadi Mahasiswa Harvard dan semuanya baik-baik saja? Sekarangpun tidak ada bedanya. Dulu kamu tidak menjadi mahasiswa Harvard, sekarang pun demikian. Dulu kamu baik-baik saja. Sekarangpun tidak ada alasan bagi kamu untuk tidak baik-baik saja”


Jadi kutipan itu akan terus saya ulangi dalam hati saat gagal tes masuk ke perusahaan.  “Saat di usia .... (diisi sesuai usia saat ini) tahun kamu berusaha mati-matian masuk ke ... (diisi dengan nama perusahaan yang bersangkutan) dan kamu gagal, jangan kecewa dan bersedih. Semuanya baik-baik saja. Bukankan kamu sudah menjalani hidup selama .... (Diisi dengan formula : usia saat ini – 1 tahun) tanpa menjadi ... (Diisi dengan nama posisi yang dilamar) dan semuanya baik-baik saja? Sekarangpun tidak ada bedanya. Dulu kamu tidak menjadi .... (diisi dengan nama posisi yang dilamar), sekarang pun demikian. Dulu kamu baik-baik saja. Sekarangpun tidak ada alasan bagi kamu untuk tidak baik-baik saja” . J

Sebuah penghiburan lain yang Tuhan berikan, berdoalah maka akan dikabulkan. Tuhan selalu mengabulkan permintaan hamba Nya. Dengan memberikan apa yang dimintanya secara langsung, atau menundanya hingga waktu yang tepat, atau menggantinya dengan yang lebih baik. Dan Tuhan tidak pernah ingkar janji J

 picture by google

0 comments:

Post a Comment