(tulisan ini sudah lama mendekam dalam note fb.. saya angkat lagi kesini untuk jadi bahan renungan untuk diri sendiri ketika putus asa. Syukur-syukur bisa bermanfaat untuk orang lain)
Makassar, 9 Maret 2012
Saya baru membaca 24
halaman buku “Black Swan” yang pada sampulnya tertulis International
Best Seller ketika menulis ini. Baru 24 halaman jadi yang saya dapat
simpulkan adalah bahwa kejadian-kejadian yang ada di muka bumi ini tidak
dapat diramalkan. Jadi siapapaun Anda yang sedang berkuliah dan
mempelajari tentang Teori Probabilitas harusnya jangan terlalu percaya.
Sebaliknya, yang harus kita lakukan adalah memanfaatkan ketidak pastian,
karena ketidakpastian mutlak terjadi. Buku ini menganalogikan dengan
fenomena black swan-angsa hitam. Sesuatu yang mustahil tapi ternyata
terjadi.
Namun sekarang saya tidak hendak meresensi buku
Black Swan. Yang akan saya lakukan adalah menulis sebuah penghiburan
seperti judul note ini. penghiburan untuk diri sendiri, untuk yang
membaca dan merasa mengalami hal yang sama, untuk yang tengah mengalami
kegagalan atau kontra klimaks dalam hidupnya. (hehehhe,,, berat
bahasanya ya..)
Saya sedang mengalami masa peralihan yang terberat
kedua dalam hidup saya (yang pertama adalah peralihan dari usia remaja
-19 tahun menuju ke usia dewasa- 20 tahun. Mental saya belum siap. Tapi
fisiologis saya tidak mau kompromi. Saya juga tidak hendak membahas ini
sekarang). Beralih dari masa kuliah ke dunia kerja adalah sesuatu yang
sangat menyenangkan-seharusnya. Membayangkan bagaimana rasanya kita bisa
menghasilkan usang sendiri. Mulai memikirkan rencana-rencana kehidupan
sendiri. Menabung dan mencita-citakan untuk jalan-jalan ke luar negeri.
Harusnya menyenangkan jika dari perkuliahan kita langsung memasuki dunia
kerja. Tanpa singgah dulu di masa peralihan atau yang lebih lazim
disebut masa tunggu, yaitu masa seorang fresh graduate menunggu
untuk terserap di lapangan pekerjaan (pengecualian untuk yang memilih
menjadi interpreneur dan yang ditakdirkan punya perusahaan warisan dari
kakek buyutnya. Heheh)
Jadi berada di masa tunggu adalah
sesuatu yang benar-benar menyakitkan. (kadang-kadang sebenarnya sangat
menyenangkan saat bisa santai-santai berbaring di kasur sambil baca
komik di hari senin J ). Berada di masa tunggu, itu berarti siap-siap
mengalami banyak sekali penolakan dari perusahaan tempat kita melamar.
Mulai dari penolakan yang dapat diterima dengan lapang dada karena kita
menyadari bahwa kualifikasi kita belum memenuhi persyaratan perusahaan
itu, hingga penolakan yang menyakitkan hati karena kadang-kadang kita
berpikir “apa kurangnya saya sih? Saya bahkan bia menyamai performa staf
Anda yang sudah bekerja 2 tahun disana kalau Anda menerima saya!!(agak
sombong.. heheh). Namun sesungguhnya, rejeki itu rahasia langit. Dan
parameter kesuksesan seseorang tidak hanya diukur dari seberapa
sempurnannya IPK kita, seberapa banyaknya organisasi yang kita ikuti,
seberapa bergengsinya kompetisi yang pernah kita menangi maupun seberapa
fasihnya bahasa asing yang kita kuasai. Disamping semua itu, ada yang
disebut faktor X (mungkin ini yang oleh Nassim disebut Black Swan dalam
bukunya). Jadi, formulanya adalah seperti ini : kesemuanya yang sudah
saya sebutkan sebelumnya di atas (IPK,Organisasi,bhs asing) + kesiapan +
kesempatan + faktor X = KESUKSESAN. Apakah sesungguhnya faktor X itu? Ialah keberuntungan, Lucky, Fortune, Hoki, Takdir, atau apapun itu sebutannya.
Inti
dari semua ini adalah, saat kamu telah memiliki kesemuanya itu
(IPK,Organisasi, bhs asing), lalu kamu telah berusaha untuk menyiapkan
semuanya dan begitu kamu menangkap kesempatan yang berseliweran namun
ternyata kamu gagal, itu sepenuhnya bukan kesalahanmu. Kesalahannya sama
sekali bukan terletak pada dirimu. Karena seperti yang saya sebutkan
sebelumnya, ada faktor X yang berpengaruh sangat dahsyat dalam hidup
kita. Yang membuat kapal Titanic menyombongkan bahwa kapalnya kokoh dan
mampu mengarungi samudera dalam waktu yang lama, namun hanya karena
sebongkah es langsung tenggelam. Dahulu orang Jepang sedikit lega saat
dapat membuat bangunan tahan gempa, lalu datang tsunami dan siapa yang
dapat menghalau air bah? Demikianlah, ada hal-hal yang tidak dapat kita
upayakan. Ialah Takdir itu sendiri. Karena tidak dapat diupayakan bukan
berarti kita menyerah, karena Tuhan pun masih menghibur dalam kitab
sucinya “tidak Kuubah nasib suatu kaum sampai dia mengubahnya”. Artinya
diantara pastinya ketidakpastian faktor X, masih ada kepastian yang
dijanjikan Tuhan. Berubahlahlah, maka akan Kuubah.
Lalu
selain menanamkan sikap optimis dan pantang menyerah, hal lain yang
dapat kita lakukan adalah menghibur diri (heheh). Mengutip kalimat dalam
sebuah buku yang pernah saya baca namun saya lupa judulnya (saya lupa
bukan karena banyaknya buku yang telah saya baca, melainkan karena daya
ingat saya benar-benar payah) “Saat di usia 18 tahun kamu
berusaha mati-matian masuk ke Universitas Harvard dan kamu gagal, jangan
kecewa dan bersedih. Semuanya baik-baik saja. Bukankan kamu sudah
menjalani hidup selama 17 tahun tanpa menjadi Mahasiswa Harvard dan
semuanya baik-baik saja? Sekarangpun tidak ada bedanya. Dulu kamu tidak
menjadi mahasiswa Harvard, sekarang pun demikian. Dulu kamu baik-baik
saja. Sekarangpun tidak ada alasan bagi kamu untuk tidak baik-baik saja”
Jadi
kutipan itu akan terus saya ulangi dalam hati saat gagal tes masuk ke
perusahaan. “Saat di usia .... (diisi sesuai usia saat ini) tahun kamu
berusaha mati-matian masuk ke ... (diisi dengan nama perusahaan yang
bersangkutan) dan kamu gagal, jangan kecewa dan bersedih. Semuanya
baik-baik saja. Bukankan kamu sudah menjalani hidup selama .... (Diisi
dengan formula : usia saat ini – 1 tahun) tanpa menjadi ... (Diisi
dengan nama posisi yang dilamar) dan semuanya baik-baik saja?
Sekarangpun tidak ada bedanya. Dulu kamu tidak menjadi .... (diisi
dengan nama posisi yang dilamar), sekarang pun demikian. Dulu kamu
baik-baik saja. Sekarangpun tidak ada alasan bagi kamu untuk tidak
baik-baik saja” . J
Sebuah penghiburan lain yang Tuhan
berikan, berdoalah maka akan dikabulkan. Tuhan selalu mengabulkan
permintaan hamba Nya. Dengan memberikan apa yang dimintanya secara
langsung, atau menundanya hingga waktu yang tepat, atau menggantinya
dengan yang lebih baik. Dan Tuhan tidak pernah ingkar janji J
picture by google
0 comments:
Post a Comment