Friday, February 1, 2019

Review Film Pihu : Kenapa Wanita Lebih Rentan Terpapar Stres?



Belakangan ini time line facebook saya banyak yang menceritakan soal film Pihu.  Awalnya saya tidak terlalu memperhatikan karena memang tidak terlalu tertarik dengan film India,  hingga salah satu WAG kepenulisan membahas ini. 

Credit


Saya mulai penasaran dan minta link untuk nonton videonya.  Link itu ternyata dibagikan free di facebook. Namun,  sayang sekali saat menulis ini,  link itu sudah dihapus oleh yang membagikan pertama kali. 

Film Pihu sendiri adalah film India besutan sutradara Vinod Kapri,  sutradara pemula yang namanya langsung tenar karena kesuksesan film Pihu.

Film Pihu adalah film yang unik karena hanya diperankan oleh 1 aktor. Sebenarnya ini bukanlah hal yang baru dalam dunia perfilm-an. Film lain sejenis adalah Life of Pi dan Cast Away.  Siapa yang tidak pernah menonton kedua film di atas? Kesuksesan film Pihu digadang-gadang menyerupai film di atas,  untuk itu sutradaranya pun sekarang disejajarkan dengan kedua sutradara film kenamaan tersebut.

Wikipedia

Wikipedia


Kalau bisa memberikan sedikit bocoran tentang isi film,  maka saya dapat menceritakannya dalam 1 kalimat. Film Pihu menceritakan tentang kisah seorang gadis kecil yang bertahan hidup di dalam apartemen selama 3 hari bersama jasad ibunya sementara ayahnya sedang dinas ke luar kota.  Selanjutnya,  teman-teman bisa membayangkan sendiri kelanjutan ceritanya.

Oh ya,  film Pihu ini diangkat dari kisah yang benar-benar terjadi pada sebuah keluarga turunan India yang tinggal di Amerika. Sudah banyak tulisan yang mengulas film Pihu,  namun saya ingin membahas dari sisi yang berbeda.

Kenapa Pihu jadi sendirian di apartemen? Karena ibunya meninggal bunuh diri.  Kenapa bunuh diri?  Kalau kamu sudah menonton, kamu akan mengetahui penyebabnya adalah pertengkaran demi pertengkaran yang dialami antara Ibu Pihu dan Ayah Pihu. Kecurigaan tentang adanya perselingkuhan hingga berujung penyesalan pada pernikahan.

Wanita adalah pusat dari sebuah keluarga/rumah tangga.  Ketika wanita itu kuat,  maka keseimbangan keluarga terjaga,  sebaliknya jika wanita itu lemah dan sedang bermasalah maka akan berdampak pada keluarga. Kenapa demikian,  karena pada masyarakat kita masih umum anggapan bahwa wanita adalah yang paling bertanggung jawab pada urusan-urusan domestik.  Mengurusi rumah,  mengurusi anak dan suami sampai pada memastikan seluruh anggota keluarga bisa makan hingga gajian suami bulan berikutnya.  Betapa berat tanggungjawab seorang wanita.

Ketika anak mengalami keterlambatan belajar,  yang lebih dulu disalahkan siapa?  Pasti ibunya dikatakan tidak mengajarkan.  Ke mana bapaknya?  Ketika anak hiperaktif tidak bisa membiarkan rumah rapi sebentar saja,  yang disalahkan siapa?  Pasti ibunya yang tidak telaten mengurus rumah. Ke mana bapaknya? Padahal, rumah tangga itu sendiri terdiri dari suami dan istri yang seharusnya saling bersinergi.

Beban sosial yang masyarakat kita bentuk yang kerap menjadikan wanita makhluk marjinal ditambah komposisi perasaan yang lebih dominan ketimbang logika dalam menyikapi berbagai hal inilah yang memicu bibit-bibit depresi. Bibit-bibit  ini yang akan berkecambah jika mendapat trigger yang pas. 

Triger ini yang dibeberkan satu-satu dalam film Pihu.  Perasaan insecure terhadap dugaan perselingkuhan suami,  sikap suami yang berubah padahal si istri sudah mengorbankan segalanya ketika menikah, merasa tidak dihargai padahal si wanita telah melakukan banyak hal dari pagi sampai malam demi keluarga.

Kita belum sampai pada membahas tentang sindrom baby blues atau post partum depression yang dialami 80% wanita pasca melahirkan yang juga dapat menimbulkan stres. Sindrom ini nyata dan dapat dijelaskan secara medis. Perubahan hormon yang drastis pasca persalinan adalah penyebab mood swing pada wanita.


Baca cerpen saya bertema baby blues di sini: Jeana dan Fakta Seekor Lalat


Baca review buku bertema baby blues dari teman saya di sini : Mama


Dari pemaparan saya di atas maka dapat disebutkan beberapa hal kenapa wanita lebih rentan terhadap stres ketimbang pria,  yaitu :

1. Beban sosial di masyarakat yang masih patrilineal atau semi patrilineal.

2. Secara psikis lebih mudah emosi karena lebih dominan memakai perasaan dibanding logika.

3. Secara fisik lebih lemah ketimbang laki-laki sehingga lebih mudah lelah.

4. Secara kimiawi (??)  karena adanya perubahan hormon drastis pada fase-fase pertumbuhan seorang wanita.

5. Secara agama (😅)  adalah yang paling gampang digoda setan sejak zaman Adam-Hawa masih di surga. Untuk itu  kan kalau dalam Islam mau 10000 kali istri minta cerai gak akan jatuh talak karena Tuhan tahu wanita jarang pakai logika dan lemah sama bisikan setan😂😂😂

Akhir kata,  sesungguhnya wanita itu kuat karena mengetahui dirinya secara fisik dan psikis lemah namun mereka memilih tidak menyerah.

Film Pihu sangat saya rekomendasikan untuk kalian penyuka India yang tidak pakai joget-joget. 😂



19 comments:

  1. Bagus ulasannya.. 😍
    Mau nonton pihu.. film edukasi yg bagus buat buibu kykx 😍😍😍

    ReplyDelete
  2. itu link trailernya ga bisa diputer. lg lola. penasaran ih....

    ReplyDelete
  3. Ini nyambung sama ulasan bukuku, jadi kubikin backlink ke postingan ini, Brin.

    ReplyDelete
  4. baru tau, kemarin hanya nnton beberapa detik di ponsel temen. makasih mbaaa ulasannya bermanfaat :D

    ReplyDelete
  5. Sempat intip-intip di fb belum lama ini, tapi nggak secara keseluruhan. Jadi nyesel nggak nonton full😢

    ReplyDelete
  6. Replies
    1. Konon di fb masih ada. Coba search di kolom pencarian fb. Ketik 'Pihu'

      Delete
  7. bagus reviewnya mbaaak... spoiler is doesnt matter kalo untuk film pihu karena makna dibalik film yang sangat penting bukan cuma sekedar hiburan aja.

    ReplyDelete