Sunday, December 1, 2013

Membekukan Waktu

04/06/2012

Lobi Wisma Raharja,Cilandak.

Jarum panjang melangkah pelan dan berhenti di angka sembilan berusaha mengimbangi langkah jarum pendek yang diam mematung di angka sebelas.
Tekstur dinding dan lantai lobi wisma yang serupa. Pecahan-pecahan batu, entah marmer entah pualam. Batu tidak pernah mengambil alih perhatianku sedikitpun.

Ada anak kecil berbaju merah di jaga baby sitter nya. Di depan sana pak Satpam sesekali memandang curiga mendapati saya duduk diam di satu titik tanpa beranjak sejak satu jam lalu. Dalam hati saya hanya membatin geli ‘ tenang pak, Saya tidak bawa bom dan tidak bermaksud jahat sama sekali’

Tadi pramu saji stand kopi bermerk Torabika menawarkan secangkir Cappucino padaku “silahkan kak kopinya. Ini ada choco granule nya silahkan di taburkan di atasnya. Gratis ko’ Kak”. Saya menerima dengan senyum yang sehangat kopi di cangkir kertas itu. ‘terimakasih’

Melejit jauh ke lantai 6. Ada kamu di sana. Di salah satu ruangan entah dimana. Saya tahu kamu sedang gelisah. Karena menghadapi kertas di mejamu kah? Atau karena tahu saya sedang menunggu di lobi wisma? Tenang saja. Saat kamu turun ke lobi kamu akan mendapatiku tetap pada titik ini. menunggumu...

Pusat gravitas.
Bumi yang mengedar pada matahari,galaksi yang mengedar pada black hole. Aku yang mengedar padamu.
Tidak kutemukan tempat yang sesejuk ini, tidak pernah kudapati hati setentram ini. mungkin kamu tidak merasakannya, atau kamu bahkan merasa kebalikannya. Tapi bagiku punggungmu yang berjalan mendahuluiku adalah tempat terkokoh untuk menopang, bagiku lengan yang keras itu tempat bersandar yang paling nyaman. Entah bagimu....

Masih menunggu...
Di satu titik yang kamu tau aku sama sekali tidak akan beranjak semilipun sebelum melihatmu. Melihat senyummu yang kadang mengejek jahil, mendengar suaramu yang berat dan serak. Mengindra seluruhnya yang ada pada dirimu.
Jarum panjang sudah membalap ke angka dua belas. 
Saya harap satu jam lagi segera usai..

0 comments:

Post a Comment