Tuesday, January 8, 2019

Menilik Posisi Erdogan dan Jokowi dalam Daftar 50 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia


[Disclaimer.  Saya menulis ini di akhir tahun 2018 murni opini pribadi dan sama sekali tidak menggambarkan preferensi saya dalam pemilu presiden 2019] 

Ketika sedang berselancar di instagram saya menemukan sebuah gambar yang menarik. Gambar tersebut adalah foto Recep Tayyip Erdogan, presiden Turki 2 periode,  beserta penjelasan perihal posisi beliau yang berada di urutan pertama dalam daftar tokoh Islam paling berpengaruh di dunia. Ini bukan hal yang aneh. Sebagai pengagum Erdogan meski bukan garis keras, saya cukup sering membaca sepak terjangnya dalam membela kaum muslim. Mulai dari menjadikan negaranya sebagai tuan rumah yang baik dalam menyambut pengungsi konflik dari negara-negara tetangga, walk out dari sidang PBB saat Trump yang dikenal rasis berpidato, hingga memenjarakan seorang warga AS yang diduga terlibat dalam misi kudeta sehingga menyebabkan Trump berang dan lira terjun bebas. 





(credit : instagram spiritturki)

Kembali pada unggahan instagram tadi, sesungguhnya yang membuat unggahan itu menarik adalah caption pada foto yang turut menjelaskan peringkat Jokowi dalam survey 50 Tokoh Islam Paling Berpengaruh. Surprisingly, Jokowi berada di urutan ke-16. Saya terkejut. Terkejut dalam arti yang baik.

Di tengah memanasnya isu politik menjelang kampanye, berita hoax yang terkadang serupa fakta, isu agama yang dihembuskan, berita tentang Jokowi PKI ataupun antek asing dan aseng, kadang-kadang kita lupa bahwa ia juga bagian dari umat Islam. Jokowi juga adalah seorang muslim yang kebetulan sedang diamanahi untuk memimpin negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. 

Tidak mau termakan unggahan instagram yang jangan-jangan hanya berisi omong kosong, tidak omong kosong jika Erdogan di urutan pertama tapi bisa jadi omong kosong jika Jokowi berada di urutan 16 (ini pasti ulah cebong), maka saya langsung meluncur ke situs yang disebutkan melakukan survei tersebut. Situs itu adalah themuslim500.com


Situs tersebut menampilkan daftar 50 tokoh Islam paling berpengaruh tahun 2018 beserta foto dan sedikit keterangan tentang profesi masing-masing tokoh. Tidak melulu pemimpim negara, ada juga yang berprofesi sebagai guru besar di sebuah universitas, imam besar dan lain sebagainya. Pada daftar tahun 2018 disebutkan Erdogan berada di urutan ke 5 dan Jokowi berada di urutan 16. Pada daftar tahun 2019-yang mana saya juga heran kenapa sudah dirilis padahal 2018 belum berakhir- disebutkan bahwa Erdogan menanjak di posisi 1 sementara Jokowi tetap di posisi 16.





(credit : www.themuslim500.com)

Belakangan ini, entah karena sudah menjadi semakin tua dewasa, saya mencoba untuk bersikap lebih netral dalam menanggapi berbagai input yang media massa coba jejalkan melalui mata dan telinga saya.

Lima tahun yang lalu saya sangat mempertanyakan kapabilitas Jokowi untuk menjadi presiden. Tapi saat ini, meski banyak PR dan kumasih tak mengerti tentang urgensinya menginput nomor kartu keluarga saat regitrasi sim telpon seluler, tidak bisa dipungkiri bahwa kita sama-sama telah menikmati pembangunan infrastrukur yang menjadi salah satu prestasi presiden ke-7 Indonesia itu.  

Tidak bisa dipungkiri juga bahwa di era kepemimpinan Jokowi bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) menjadi 7% dimana sebelumnya 9%. KUR inilah yang diharapkan mampu menggerakkan UMKM di Indonesia.

Kalau di kota saya di Manado, pada masa pemerintahan Jokowi akhirnya Jembatan Sukarno rampung setelah terhenti pada era Megawati dan mangkrak di era SBY. Di masa Jokowi pula banyak ring road yang dibangun di kota ini serta akhirnya jalan tol Manado-Bitung mulai dikerjakan. 

Di sisi lain, Erdogan, yang diagung-agungkan dan disegani oleh sebagian besar masyarakat kita, termasuk saya, bisa jadi tak sesempurna itu. Kegandrungan pada serial drama Turki sedikit banyak membuat saya mulai kepo dengan segala hal berbau Turki hingga mengantarkan saya pada 2 buah blog pribadi. Salah satunya ditulis oleh seorang mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Turki dan yang lainnya ditulis seorang wanita Indonesia bersuamikan warga negara Turki. 

Si mahasiswa menuliskan pengalamannya dalam berinteraksi dengan teman sejawat yang terheran-heran mengetahui bahwa masyarakat Indonesia sangat mengagumi Erdogan.  Masyarakat Turki saja tidak sebegitunya. Dan asal kalian tahu saja, meskipun menang telak 53% suara dari 5 kandidat lain pada pemilu tahun 2018, itu tetap menggambarkan bahwa ada 47% warga negara Turki lebih memilih dipimpin oleh orang lain. 

Unggahan blog wanita yang bersuamikan warga negara Turki lebih detail lagi dalam menyampaikan kearoganan pemimpin negri dua benua itu. Pada tahun 2016 pernah ada upaya untuk mengkudeta kepemimpinan Erdogan. Pasca kejadian itu, semua orang yang dilaporkan, dituduh, diduga terlibat dalam aksi tersebut akan diberi sanksi berupa hukuman penjara dan sanksi sosial yang cukup kejam. Terlapor, tertuduh dan terduga aksi kudeta akan masuk dalam black list sehingga sulit mendapatkan pekerjaan bahkan di negara mereka sendiri. 

Wanita bersuamikan warga negara Turki itu kemudian menceritakan pengalaman kolega mereka yang bahkan harus hijrah ke Albania untuk mencari pekerjaan. Padahal, orang tersebut tidak pernah melakukan aksi kudeta. Ia hanya pernah bekerja pada sebuah lembaga yang diduga mendukung aksi kudeta. 

Lantas, apakah saya percaya begitu saja dengan isi kedua blog itu? Ya, tentu saja.  Saya akan lebih meyakini situs berupa blog pribadi yang isinya didominasi curhatan kegalauan menjalani hubungan jarak jauh ketika pacaran dengan orang asing dan culture shock pasca menetap di Turki dibandingkan situs berita dalam negri, yang bahkan mungkin reporternya sendiri belum pernah menginjakkan kaki dan berinteraksi dengan warga Turki.

Sebenarnya poin dari tulisan saya ini sederhana. Cinta dan benci lah sewajarnya saja. Tidak ada manusia yang sempurna kebaikannya ataupun sempurna keburukannya karena kesempurnaan hanya milik Allah, sedangkan ketidaksempurnaan milik Bunda Dorce Gamalama manusia.

Akhir kata, mulailah cintai pemimpinmu yang sekarang ataupun yang akan menjabat nanti meskipun ketika kau tidak juga menemukan alasan untuk mencintainya. Kalau tidak mau, pindah saja sana kau ke Turki! (Eh, kalau itu sih saya juga pengin).

7 comments:

  1. Replies
    1. Iya. Sebisa mungkin objektif dalam menilai orang lain. Heheh

      Delete
  2. Bisa membuat opini berimbang dengan melakukan penyelidikan terlebih dahulu adalah satu hal yang hebat. Sejujurnya saya bukan fans pak Jokowi tapi bukan pula penen tangnya. Yang pasti saya bersyukur banyak hal baik yang terjadi di masa kepemimpinan pak Jokowi. Siapapun yang akan terpilih jadi presiden RI beberapa bulan yang akan datang, semoga amanah. Setidaknya selalu berusaha amanah di setiap kesempatan. Aamiin..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mbak, betul banget. Manusia ada kurang dan lebihnya. Gak mungkin kurang semua.. ๐Ÿ˜

      Amin. Siapapun presiden yang terpilih nanti semoga dapat membawa Indonesia menjadi lebih baik

      Delete
  3. Casino at Mohegan Sun Blvd Uncasville, CT 06382
    Casino at ์ „๋ผ๋‚จ๋„ ์ถœ์žฅ์ƒต Mohegan Sun Blvd Uncasville, CT 06382 - ๋Œ€๊ตฌ๊ด‘์—ญ ์ถœ์žฅ์ƒต See 186 traveler reviews, 1391 ํ•˜๋‚จ ์ถœ์žฅ์•ˆ๋งˆ candid photos, ์ถฉ์ฃผ ์ถœ์žฅ๋งˆ์‚ฌ์ง€ and great deals ์˜์ฃผ ์ถœ์žฅ์•ˆ๋งˆ for Casino at Mohegan Sun at  Rating: 4 · ‎189 reviews

    ReplyDelete