Padahal aku sudah ingin dinikahi saja oleh penulis.
Kala imajinasiku membumbung, ia sanggup menyambung, bukannya menambah gravitasi sehingga pikiran sulit melayang dan konsentrasi.
Kau tahu, aku tahu, bahwa kau bukan seorang penulis. Pembaca handal pun tidak. Lalu bagaimana aku bisa berbagi tentang halaman buku yang baru saja aku lewati.
Pergi ke toko buku pun kau lebih memilih menunggu di luar makan takoyaki.
Ah, padahal aku ingin dinikahi saja oleh seorang penulis. Yang kalau sedang serius pasti sangat manis. Bukan yang ketika mendengar ide cerita malah meringis.
Tapi kemudian aku sadar bahwa kau adalah setiap kata yang menghimpun paragraf, kau adalah koma pada kalimat-kalimat buntu, kau adalah spasi pada dialog tak berkesudahan.
Tapi kemudian aku sadar bahwa sebenarnya kau lebih suka bercerita. Kau bahkan sanggup menceritakan kisah malam ke 1002 padahal orang-orang pikir sudah tamat di malam ke 1001.
Lalu aku sadar kau pendongeng handal, meski satu-satunya buku yang kau tamati adalah buku motivasi karya Robert T Kiyosaki.
Lalu aku sadar kau adalah pencerita ulung yang tidak pernah kehabisan ide bercerita. Kau hanya tidak sanggup menuliskannya dalam kata-kata.
Sejak dulu kau adalah setiap kata yang aku tulis. Sekarang dan seterusnya, isi kepalamu adalah apa yang aku tulis.
Kau ada sehingga aku tidak kehabisan cerita.
0 comments:
Post a Comment