Bagaimana jika saya memaksa masuk ke SMA di luar kota meskipun Ibu melarang?
Bagaimana jika saya menerima tawaran perpanjangan kontrak dari perusahaan tambang dan bukannya memilih melanjutkan skripsi?
Bagaimana jika saya tidak menikah dengan pasangan saya sekarang, atau bahkan saya memutuskan melajang hingga setidaknya sampai saya telah mengunjungi negara ke 20?
Bagaimana jika saya tidak memenuhi ajakan teman untuk menemani dia tes di bank yang akhirnya menjadi tempat saya bekerja sekarang?
Bagaimana jika saya tidak pernah melahirkan seorang anak pun?
Bagiamana jika saya bilang 'Jawa' ketika kerususuhan Timor-timur berlangsung dan Ibu bertanya 'Kita mau mengungsi di Jawa atau Manado?'?
Bagaimana jika saya tidak menulis Manado waktu disuruh memilih kota di mana kita ingin ditempatkan setelah mengikuti pelatihan officer di salah satu bank tempat saya bekerja saat ini?
Bagaimana jika saya memutuskan untuk menerima hadiah langsung di Jakarta saat memenangkan kompetisi menulis cerpen Islami dan bukannya meminta adik saya yang mewakili?
Bagaimana jika saya tidak menukar kesempatan untuk pelatihan selling skill dengan teman saya karena belakangan saya agak takut naik pesawat?
Bagaimana jika saya memilih rentetan bagaimana jika di atas tapi tetap tidak merasa bahagia?
Bagaimana jika saya ternyata memutuskan menjalani rentetan bagaimana jika di atas tapi justru berharap dapat menjalani pilihan yang saya buat saat ini?
(gambar dari https://www.aangnovi.com/2018/12/bagaimana-jika-dan-jawabannya.html?m=1)
No comments:
Post a Comment