Thursday, January 12, 2017

Buat yang Hobi Menulis, Temukanlah Komunitasmu!


Gambar dari sini

Sore-sore.

Masih di kantor. 

Memanfaatkan fasilitas wi-fi kantor demi menulis blog tidak apa-apa kan ya? heheh.

Jadi, untuk mengejar ketertinggalan kaidah One Day One Post di mana seharusnya saya berkewajiban memposting 1 postingan setiap harinya, yang belakangan ini mulai susah diikuti ritmenya, maka saya bela-belain lah pulang sedikit lebih lama demi bisa kejar 1 postingan dulu.

Di postingan yang tak kalah random hari ini (namanya juga Memoar Random. Hoho) saya ingin menghimbau kepada seluruh penduduk bumi yang suka menulis untuk mencari komunitas yang dapat menunjang hobi tersebut. Ingat, menulis itu adalah hobi yang dapat menekan tingkat stres seseorang loh. Tidak percaya? Pernah mendengar, membaca atau menonton film Habibie-Ainun? Film itu adalah manifestasi buku yang ditulis oleh Pak B.J Habibie untuk mengatasi rasa dukanya sepeninggalan istri tercinta. Psikolog (atau psikiater atau dokter) Pak Habibie sendirilah yang menganjurkan beliau untuk me-realese ke-stres-an Pak Habibie dengan jalan menuangkan kenangan-kenangan tentang Ibu Ainun ke dalam sebuah tulisan.

Sekarang lihatlah apa yang bisa dihasilkan oleh orang yang tengah berduka cita melalui tulisan?

So, dapat disimpulkan, menulis itu bukanlah hobi sembarang hobi. :)

Nah, saya juga pernah mendengar kutipan seperti ini entah darimana "untuk menulis bisa dilakukan sendiri, untuk menjadi seorang penulis butuh orang lain". Saya mengartikan orang lain dalam hal ini adalah komunitas. Bayangkanlah betapa menyenangkannya jika kamu bisa berada di sekeliling orang-orang yang juga punya hobi sama denganmu. Saling support ketika jenuh, saling memberi informasi, saling memberi hadiah (jika kamu menang kuis yang diadakan oleh anggota lain dalam komunitasmu. Heheh)

Apa tujuan saya menulis? Dulu sih, untuk mendapat uang dan popularitas. Hahahah, greedy banget ya saya jadi orang. Ketika tulisanmu di muat di media cetak ataupun elektronik maka kamu akan mendapatkan keduanya. Iya, uang dan popularitas itu. Uang sebagai honor, popularitas sebagai credit yang akan semakin mengibarkan namamu dalam dunia kepenulisan. 

Kelak, jika karyamu terlalu sering muncul di media, maka editor tidak akan lagi memusingkan tema apa yang sedang kau angkat, tanda baca apa yang luput kau letakkan, kelebihan berapa karakter tulisanmu, melainkan akan langsung memuatnya dan senang ada penulis kaliber mengirimkan tulisan pada mereka. Ya, itu konsekuensi kalau bisa terkenal lewat tulisan. Dan itu kayaknya angan yang masih jauuuuuuuh sekali dari relaita saya saat ini. :P

Pada kesempatan kali ini saya ingin memberikan informasi tentang komunitas menulis yang saya ikuti. Dikarenakan keterbatasan waktu (saya memang sok sibuk) seluruh komunitas menulis yang saya ikuti adalah komunitas menulis online. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan menjadi member pada komunitas menulis secara online, namun saya tidak hendak membahasnya sekarang. 

Nah, berikut adalah komunitas menulis yang saya ikuti :


1. KOMUNITAS BISA MENULIS (KBM)

Komunitas menulis yang didirikan oleh Asma Nadia dan Isa Alamsyah (suami). Berbasis facebook dengan anggota lebih dari 160.000 (wow!). Tahu Asma Nadia kan? apa? belum tahu? coba googling dari sekarang ya.



2. One Day One Post

Komunitas menulis yang mewajibkan anggotanya untuk memposting 1 tulisan setiap hari di blog. digagas oleh Bang Syaiha, seorang penulis, seorang guru, seorang ayah. Komunitas ini berbasis web dan Whatsapp.

Link web One Day One Post :http://onedayonepost.org/

Untuk gabung, colek Bang Syaiha di : http://www.bangsyaiha.com/


3. LovRinz and Friends

Komunitas menulis sekaligus penerbit berbasis fb. Didirikan oleh mbak Rina, pemilik penerbitan bernama LovRinz. LovRinz ini sendiri sudah mencetak buku-buku dengan berbagai tema.

   

4. Kumpulan Emak Blogger (KEB)

Komunitas yang menghimpun wanita-wanita di seluruh Indonesia tanpa batasan usia dan status dan suka menulis, untuk berkumpul dan berbagi menjadi lebih baik.

Ini sedikit penjelasan yang saya ambil dari blog resmi KEB :

"Kumpulan Emak Blogger  atau yang biasa disebut KEB adalah komunitas blogger perempuan Indonesia. Anggotanya terdiri dari ribuan blogger perempuan dari berbagai komunitas blogger Indonesia, baik yang berdomisili di dalam maupun di luar negeri"

WOW ! Sampai di luar negeri juga ternyata jangkauannya.

Link Kumpulan Emak Blogger : http://emak2blogger.com/


Sampai dengan ketika menulis ini saya baru mendapat approval melalui email untuk mengonfirmasi bahwa permintaan untuk join saya diterima. Tapi, masih ada beberapa langkah lagi yang saya lakukan untuk bisa resmi bergabung. 

Doakan saya bisa diterima yaaaa! 


Nah, itulah seluruh komunitas-komunitas menulis yang saya ikuti. Kalau kamu?


Sunday, January 8, 2017

Lebih Sehat di Tahun 2017


Saya masih belum bisa move on dari blog Mami Ubii. Blog apaan tuh? Boleh baca postingan saya di sini sebagai pengenalan.

Ternyata, mbak Gesi, pemilik blog tersebut juga memiliki blog lain yang tak kalah menarik untuk difollow. Dan isi dari blog itu sudah dibukukan oleh penerbit Stiletto dengan judul yang sama.


Saya sedih melihat foto-foto sesi terapi di mana Ubii (anak mbak Gesi yang special need) menangis meronta-ronta karena tidak nyaman dipakaikan segala alat-alat untuk membuat badannya lebih proporsional bagi anak seusianya. Terapi-terapi itu sesungguhnya untuk mengejar ketertinggalan tumbuh kembang Ubii yang memang jauh di belakang karena terinfeksi virus Rubella.

Saya yang bukan apa-apa-nya Ubii ini saja sedih, apalagi Mami Papinya yang tiap hari harus tega melihat Ubii menjalani sesi terapi, atau minum obat. Ah, pokoknya keluarga kecil itu membuat saya susah move on. Baper to the max.

Mbak Gesiii...You are so inspiring.
Mendirikan Rumah Ramah Rubella untuk mensosialisasikan bahaya virus TORCH ke lebih banyak wanita. 

Apa itu TORCH ? Kalian bisa googling untuk lebih jelasnya. Tapi ini saya berikan sedikit bocoran wikipedianya :

TORCH adalah istilah yang mengacu kepada infeksi yang disebabkan oleh (Toksoplasma, Rubella, Cytomegalovirus (CMV) dan Herpes simplex virus II (HSV-II)pada wanita hamil. TORCH merupakan singkatan dari Toxoplasma gondii (toxo), Rubella, Cyto Megalo Virus (CMV), Herpes Simplex Virus (HSV) and other diseases. Infeksi TORCH ini sering menimbulkan berbagai masalah kesuburan (fertilitas) baik pada wanita maupun pria sehingga menyebabkan sulit terjadinya kehamilan ataupun terjadinya keguguguran dini.

See?

Dari salah satu postingan Mbak Gesi, disebutkan bahwa TORCH sebenarnya tidak berbahaya jika diderita oleh wanita dewasa. Namun, ketika wanita itu hamil, TORCH bisa menjadi virus yang sangat ganas. Menyebabkan keguguran, kelainan bawaan pada bayi seperti; katarak, gangguan pendengaran, jantung bocor, kebutaan, gangguan motorik dan sebagainya. 

Untuk itu penting bagi wanita dewasa yang akan atau telah menikah, ataupun sedang merencakan kehamilan untuk memeriksakan TORCH nya. Biayanya memang lumayan mahal untuk sekali periksa di laboratorium, namun percayalah, itu tidak akan lebih mahal dibandingkan seluruh biaya yang akan keluar nanti ketika anak yang dikandung ternyata terdampak TORCH.

Saya jadi ingat, dulu waktu awal-awal kehamilan, saya pernah dianjurkan oleh dokter kandungan untuk memeriksa TORCH di Prodia. Namun saya abaikan karena sifatnya hanya anjuran dan bukan kewajiban. Untunglah baby Ahmad lahir dalam keadaan sehat walafiat. Insya Allah sampai seterusnya demikian.

Nah, pemeriksaan TORCH ini sendiri tentunya masih sangat asing di telinga para ibu-ibu hamil. Sosialisasi bahaya TORCH ini sendiri sangat jarang ditemui. Untuk itulah mbak Gesi dengan kesadaran tulus ingin berbagi, di tengah-tengah keribetannya mengurusi Ubii, mendirikan Rumah Ramah Rubella itu. 

Masih dari salah satu postingan Mbak Gesi, disebutkan bahwa segala pengobatan yang ditimbulkan karena inveksi virus TORCH ini tidak ditanggung asuransi (saya kurang paham maksudnya apakah ini BPJS atau asuransi apa. Tolong koreksi jika ada informasi lain). Sudah sadar kan betapa mahalnya kesehatan saat ini?

Jadi di tahun 2017 yang mumpung masih Januari ini, saya sudah memtuskan mau membuat resolusi apa. (Padahal baru kemarin tulis bahwa saya tidak suka membuat resolusi. Hahahah)

Inilah resolusi 2017 saya untuk menjadi lebih sehat :

1. Rajin cuci tangan sebelum menyentuh makanan dan Ahmad.

2. Memeriksakan gigi minimal 6 bulan sekali (sebelumnya setahun sekali saja sudah syukur. Heheh)

3. Mengurangi mengonsumsi junk food. (Maksimal 2 minggu sekali makan junk food)

4. Olahraga minimal 1 minggu sekali, minimal jalan santai keliling kampung.

5. Tidak lagi membaca sambil tidur (ini kayaknya susah 😭😭😭)

6. Memeriksakan TORCH.

7. Positive Thinking. Karena badan yabg sehat lahir dari pikiran yang sehat 😄😄

Stay Healthy, stay beauty 😁


(Postingan ini juga untuk menjawab tantangan #onedayonepost tentang resolusi di tahun 2017)

Saturday, January 7, 2017

Tumbuh Kembang Anak ; Jangan Dibanding-bandingkan.


Hari ini Baby Ahmad berusia 1 tahun  8 bulan lebih beberapa hari, apa saja yang sudah bisa Ahamd lakukan? Coba saya ingat-ingat dulu. Oke, mari saya jabarkan. 

Baby Ahmad

Di usia sekarang Ahmad sudah bisa :
1. Berhitung sampai 10.

2. Menyambung lagu. (Dalam hal ini adalah lagu yabg sering didengar.

3. Berjalan, berlari. 

4. Giginya sudah (kalau tidak salah) 12 biji.

5. Sudah tahu kegunaan beberapa benda.

6. Sudah tahu beberapa nama buah.

7. Sudah tahu 3 di antara rukun iman 😊. (Agama, Tuhan, Nabi dan Kitab).

8. Sudah bisa membedakan dan mengungkapkan rasa pahit, manis dan pedis.

9. Sudah tahu nama Ayah, Ibu, Opa, Oma.

10. Sudah tahu beberapa nama hewan dan menirukan suaranya.

Apalagi ya? 

Itu saja dulu beberapa yang terlintas di kepala. 

Saya menulis ini sebenarnya sebab beberapa waktu lalu saya membawa Ahmad ke kantor karena ada lembur di hari libur. Di sana ada teman saya yang jadinya baper karena anaknnya yang seusia Ahmad dirasa terlalu pendiam. Dia sampai berpikir akan membawa anaknya ke dokter anak untuk memeriksa tumbuh kembangnya.

Saya paham rasa khawatir teman saya itu. Saya juga sering ditimpa perasaan seperti itu dulu. Iya, dulu waktu awal-awal punya baby.

"Anaknya si ini sudah bisa begitu loh. Kok Ahmad belum?"

"Anaknya bu ini sudah tumbuh gigi, kok Ahmad belum?"

Rasanya jadi cemas dan khawatir sendiri. Apakah ada yang salah dengan Ahmad?

Lalu saya mencoba berpositif thinking karena sebelum ini telah begitu banyak membaca artikel tentang tumbuh kembang anak. Tentang ketidak bolehan kita membanding-bandingkan antara satu anak dan lainnya. Tiap anak berbeda. Antara kakak dan adikpun bisa berbeda.

Berikut akan saya sertakan ilustrasi tumbuh kembang anak yang saya dapat dari rumah sakit waktu lahiran Ahmad dulu. Ada banyak teori tentang tumbuh kembang anak sebenarnya di internet. Tapi dulu saya sering pakai yang di buku Ahmad biar gampang dan tidak perlu repot-repot browsing.






Nah, jika perkembangan anak kita sekarang jauh melenceng dari teori yang dipaparkan oleh ilustrasi di atas, bolehlah kita merasa khawatir dan segera menemui ahlinya.

Begitu ya, Mom (Tiba-tiba blog ini temanya jadi parenting 😅).

Thursday, January 5, 2017

Proud To Be Working Mom


Di tahun 2017 ini, eh saya bukan tipikal planner yang sedikit-sedikit harus merencanakan sesuatu. Saya lebih ke 'go with the flow'.

Jadi, di awal tahun 2017 ini saya tidak hendak membuat resolusi apa-apa karena bagi saya tidak ada bedanya antara mentari pagi di tahun 2016 atau tahun 2017 atau tahun 2009. Tidak ada beda purnama di tahun 2017, di tahun 2005, di tahun 2007 atau 14 purnama sekalipun, kecuali perihal Rangga yang datang lagi dalam kehidupan Cinta. (Sorry ngelantur 😁).



pic was taken from here

Di hari yang cerah dan mengawali tahun ini saya hanya ingin lebih banyak bersyukur dan lebih produktif. Rasa syukur saya berawal dari sebuah chit-chat by WA dengan teman, sahabat, partner in crime, whatever you may call, Kunca.

Baca pikiran-pikiran dia di : Crafter Gila 


Diawali dengan saya me-WA dia link blog saya, postingan pertama di tahun 2017.


Kunca : Apaan tuh? Resolusi 2017?

Sabrina : bukan, ini cerita mini aja sih.


Lalu Kunca membaca tulisan saya tersebut.

Lalu dia kembali WA

Kunca : Ada blog bagus soal anak yang berkebutuhan khusus. 

Baca blog bagsunya : Diari Mami Ubii


Ya, saya memang membuat cerita mini yang sedikit menyinggung tentang anak dengan kebutuhan khusus (special needs).


Baca cerita mini saya : Ini Pergantian Tahun, Ellena


Nah, cerita itu terinspirasi dari pengalaman nyata temannya teman saya.

Oke, kembali ke laptop. Jadinya saya mengubek-ubek blog yabg direkomendasikan itu dan ternyata saya tidak asing dengan penulis blognya. Dia adalah salah satu founder Rumah Ramah Rubella, tapi saya baru tahu kalau dia juga menulis blog.

Jadi, si mbak Gesi, pemilik blog itu adalah mother of two children di mana anak pertamanya adalah anak dengan spesial needs. Selengkapnya bisa baca sendiri ya. Intinya setelah saya membaca banyak artikel dari blog itu seharian penuh saya jadi addicted dan saya pasti follow dan saya berpikir seharusnya saya lebih bisa bersyukur daripada saat ini atas apa yang telah saya miliki.

Anak saya normal, aktif, lincah. Mama saya sangat membantu menjaga baby Ahmad ketika saya sedang di kantor. Saya bekerja di lingkungan yang sangat menyenangkan dengan teman-teman yang bisa diajak menggila meskipun beban target selalu di luar batas kewarasan.


Teman-teman kantor yang kerjanya 'cuma' Foto-Foto :p

Dan makan-makan :D


Setali tiga uang (eh, benar begini perumpamaannya?) Setelah mengubek-ubek blognya mbak Gesi, saya jadinya menemukan salah satu blog yang ditulis oleh seorang working mom yang recomanded banget untuk difollow.


Baca Blog Mbak Windi : Windi Land

Saya merasa sefrekuensi dengan mbak Wendi ini. Working Mom, pegawai bank, suka menulis. Ah, love at the first written pokoknya #eh.

Especially untuk artikel ini : Dear Rekan Kerja Maafkan Kami Para Working Mom


Nah, jadi kawan-kawan saya yang budiman. Di tahun 2016 saya menyadari saya terlalu banyak mengeluh. Selalu membanding-bandingkan keadaan saya dengan keadaan wanita lain.

Kenapa dia bisa menjalani profesi sebagai stay at home mom dan saya harus bekerja? Kenapa dia bisa bekerja di bidang yang dia sukai sementara saya tidak. Fyi, akuntansi bukan bidang yang saya sukai loh! Kenapa ibu-ibu lain bisa tidur 8 jam sehari saya tidak?

Pokoknya saya merasa HAK ASASI saya dirampas ketika sebagai manusia biasa saya tidak bisa tidur minimal 8 jam sehari. Saya memang hobi tidur sih. Heheh. Bagaimana bisa saya tidur 8 jam sehari kalau saya baru balik kantor minimal jam 7 malam, boboin ahmad, nonton india, tidur jam 11 bangun jam 5 pagi. Huffffttttt! Saya tidur maksimal 6 jam saja.

Tapi kemudian saya membaca blog mbak Gesi dan seketika saya merasa menjadi remahan rempeyek jika dibandingkan dengan emak satu itu. Saya mengeluh saya tidak bisa tidur dengan cukup sementara ada ibu lain yang berjuang dengan segala tekad daya dan upaya demi anak mereka yang special needs. Tidak pernah mengeluh. Ikhlas lahir batin. Mungkin mereka jarang tidur, mungkin beban pikiran mereka lebih berat, bisa jadi mereka mengikatkan ikat pinggang dan mata sekalian lebih kencang demi bisa membiaya obat dan terapi dibandingkan untuk shopping, travelling, jajan dsb..dsb...

Salah satu sosok wanita hebat yang juga diam-diam saya kagumi adalah pemimpin saya sendiri. Saya sebut dengan hormat, Ibu Tetty. So proud of you, bu. 😁

Jadi ceritanya, ibu pimpinan saya ini sedang menemani saya probing ke salah satu calon debitur dan entah kenapa tiba-tiba obrolan kami ketika itu (bersama dengan calon debitur yang kebetulan juga emak-emak  dengan 4 anak) menjurus ke membanding-bandingkan emak-emak generasi mereka, dengan emak-emak generasi saya.

Lalu bu bos bilang kurang lebih seperti ini:

Kalau sudah memilih menjadi working mom harus fighting. Saya juga dulu pernah merasakan merawat anak dari bayi. Punya anak yang sedikit berbeda sehingga butuh terapi, dan ketika itu sayapun tengah menghadapi masalah rumah tangga lainnya. Tapi toh saya bisa melalui. Jadi kalau keluhannya cuma bingung antara pekerjaan dan anak ya itu konsekuensi sebagai working mom.

Dan karena pada dasarnya ibu bos saya ini kalau ngomong memang sangat blak-blakan, saya jadi merasa tertohok sekaligus ber 'o' panjang dalam hati. Ternyata bu bos saya ini juga adalah seorang working mom dengan segala drama, dilema yang saya hadapi plus situasi-situasi lain yang saya tidak hadapi, tapi dia bisa lalui kenapa saya tidak?

Jadi ya, saya memutuskan untuk bangga menjadi working mom, selain karena cicilan KPR saya belum lunas (hehheh) saya senang bisa berkarya di tempat kerja. Bukan berarti saya menyepelekan Ibu Rumah Tangga. Jangan meremehkan ibu rumah tangga berdaster, karena kalau mereka sudah dandan, eh maksud saya sudah pegang gadget, apapun bisa jadi duit. Kayak teman SD saya yang cuma modal gadget sekarang dia kaya raya. Punya toko pula. Uwoow. Pengertian ibu bekerja dalam hal ini bukan berarti harus bekerja di kantor loh ya. Doing our own business juga itu sudah bisa disebut working mom.

Jadi intinya syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah.

😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁

Wednesday, January 4, 2017

Ini Pergantian Tahun, Ellena.



Mungkin mama jatuh pingsan dan terbangun untuk kemudian jatuh pingsan lagi. Saat kali terakhir mama terbangun rumah tampak lengang. Kau sudah disemayamkan dan para kerabat sudah selesai berduka cita.


Pic. was Taken from here

Hati ibu mana yang sanggup menanggung penderitaan ini, Ellena? Melihat anak sendiri dalam balutan kain putih bernama kafan. Tidak ada lagi yang tersisa dari dirimu selain foto berpigura yang membingkai senyum lebarmu. Foto underwater ketika kau diving di segala penjuru dasar laut di Indonesia yang paling mendominasi. Disusul foto-foto Raffa dari saat umurnya masih satu hari hingga empat tahun saat ini. Disusul foto pernikahanmu. Mama lupa dulu kau pernah sebahagia itu.

"Mama, maafkan Raco,"

Pemuda itu lagi. Kau tahu Ellena? Dia sudah kembali. Dia yang menandu kerandamu kemarin. Pemuda yang bersamamu selama dua tahun kemudian memberi luka di tiga tahun berikutnya.

Raco berlutut dan menyentuh kaki Mama yang terkulai di sisi ranjang. Mama melihatnya dengan satu mata mama yang masih berfungsi. Dengan satu mata saja sebenarnya mama bisa melihat kesedihan yang tergantung di wajah yang kau kagumi ketampanannya itu.

"Untuk apa kau masih di sini?"

Mama ingin sekali mengusir Raco. Seperti yang telah dia lakukan padamu, Ellena. Tiga tahun yang lalu.

"Maafkan Raco, Mama. Kalau Mama mengijinkan Raco ingin membawa Raffa."

"Apa kau bilang?!" Mama tersentak dan refleks berdiri membuat Raco terjengkal dan terduduk di lantai, "Setelah tiga tahun dan kau ingin membawanya?"

Mama kehabisan kata untuk melanjutkan. Dari ambang pintu yang terbuka mama bisa melihat Raffa duduk di sofa. Dipangkuannya terdapat tablet yang kau belikan. Dia pasti sekarang sedang melihat gambar peta dunia.

Lelakimu ini ingin membawa Raffa. Apakah dia lupa dulu dia pernah mencampakkan anak itu? Disertai tuduhan-tuduhan bejat terhadapmu. Bagaimana mungkin anak dara mama semata wayang mengandung anak yang bukan dari suaminya? Bagaimana bisa Raco begitu buta mengenali mata sipit dan lesung pipi pada Raffa adalah duplikat dari dirinya? Bagaimana Mungkin orang yang kau pilih sebagai suami ini berlaku setega itu padamu hanya karena Raffa terlahir dengan membawa kelainan?

"Ini autisme, Mama. Bukan kelainan. Ini keunikan dari Tuhan. Raffa bisa saja belum bisa bercakap-cakap di usia empat tahun, tapi Raffa sudah hafal seluruh nama negara di dunia bahkan hanya dengan melihat bentuknya di peta. Bukankah ini keajaiban, Ma?"

Kalau benar keajaiban, kenapa ini lebih banyak menimbulkan luka dalam hidupmu, Nak?

"Kita akan membawa Raffa berkonsultasi pada ahlinya. Ellena sudah dikenalkan dengan spesialis tumbuh kembang anak terbaik di Singapura. Ellena sedang menabung. Doakan tabungannya cukup tahun depan."

Tahun yang kau maksud itu sudah tiba. Kau sudah memesan tiga tiket PP Singapura. Kau sudah mengambil cuti panjang di awal tahun. Kau sudah menyelami laut Maluku di sela-sela dinas luar kotamu.

Tiga hari yang lalu kau makan dengan lahap, membeli banyak baju untuk Mama dan Raffa. Lalu keesokan harinya kau pingsan. Hanya dua jam di rumah sakit kemudian kau pergi. Pecah pembuluh darah di otak adalah penyebabnya. 

Lalu orang-orang mulai berspekulasi tentang hobi diving kita. Hobi yang telah merenggut sebelah mata mama, katanya juga berkontribusi terhadap kematianmu. Orang-orang mulai membicarakan tentang bahaya terbang setelah menyelam. Orang-orang mulai sok tahu tentang tekanan dasar laut dan tekanan dalam pesawat. 

"Ijinkan saya membawa Raffa." Raco kembali memohon. 

"Tidak! Raffa bukan anakmu. Kau sudah mengatakan itu tiga tahun yang lalu saat menceraikan Ellena. Pergi saja kau sekarang sebelum kesabaranku habis!"

"Tapi, Ma..."

"Dan jangan panggil saya mama. Cepat pergi dan jangan pernah kembali lagi."

Mama berjalan menunjukkan Raco pintu keluar. Langit sudah gelap. Ini malam pergantian tahun, Ellena. Bukankah kau selalu suka kembang api?

"Ma, Raco minta maaf atas segala yang terjadi antara Raco dan Ellena."

"Saya sudah memaafkanmu. Tapi, tolonglah Raco, jangan pernah kembali lagi. Sampai kapanpun."

Mama saja sudah cukup untuk menanggung penderitaan yang dunia berikan padamu. Mama dan Raffa saja sudah cukup. Tidak perlu orang lain.

Raco berjalan di bawah gerimis hujan dan desingan kembang api. Mama harap dia pergi dari kehidupan Mama dan Raffa selama-lamanya, meskipun Mama tahu kamu selalu mengharapkannya pulang.

Ini malam pergantian tahun, Ellena. Seharusnya kau melihat bagaimana gerimis berpadu dengan letupan kembang api tahun ini.