Mencoba menulis opini.
Bergabung dengan KBM (Komunitas Bisa Menulis) karena lihat pengumuman Cinta dalam Aksara yang diselenggarakan oleh Asma Nadia beserta Komunitas Bisa Menulis. Bertanya-tanya dalam hati, "komunitas apaan tuh?" Tapi toh tetap digoogling dan join. Untungnya diterima. Mungkin karena akun saya riil dan saya anak baik-baik. Terimakasih admin.
Beberapa bulan jadi silent reader lalu berani posting suatu tulisan yang entah apa. Puisi bukan, prosa tidak juga. Iya, itu tepat ketika gerhana matahari.
Belakangan baru tahu komunitas ini pendirinya adalah Asma Nadia dan Isa Alamsyah. Kemana saja saya ya? Di komunitas ini juga saya bertemu dengan komunitas lain bernama One Day One Post yang digagas Bang Syaiha. Komunitas yang tidak kalah hebat, yang 'memaksa'' saya menulis setiap hari.
Belakangan, ketika membuka page KBM, ada beberapa postingan yang saling berbalas mengenai pentingnya self promoting dalam dunia kepenulisan. Apakah itu penting? Tentu saja! Tulisan yang sedang Anda baca saat ini juga bagian dari itu!
Saya ikut pula berkompetisi dalam lomba aksara terbesar se KBM raya yang diadakan Asma Nadia. Dag dig dug juga menanti pengumuman lomba. Pas pengumuman ke 4 nama saya tak kunjung muncul, namun Alhamdulillah judul tulisan saya ada. Artinya saya bukan termasuk ke dalam golongan orang-orang yang karyanya akan masuk dalam antologi "Cinta Laki-Laki Biasa" disandingkan dengan karya Asma Nadia yang akan difilmkan pula akhir tahun nanti. Wah!
Iri sama yang terpilih? Tentu saja lah! Merasa karyamu lebih baik? Iyalah, pastinya! Setiap orang akan merasa demikian. Lalu saya melihat kembali nama-nama yang lolos dan saya mulai manggut-manggut. Belum cukup, saya googling satu-satu pula nama-nama mereka lalu kemudian kembali manggut-manggut. Mereka sudah punya nama, mereka sudah menghasilkan banyak karya. Ibarat standardisasi ISO, mereka sudah lulus uji kelayakan EYD. Hampir dipastikan minim kesalahan dalam penulisan. Lalu isi cerita tidak perlulah dipertanyakan, mesin Google saja gampang menampilkan nama-nama mereka. Karya-karyanya sudah terbukti laku di pasaran
Kata pak Isa Alamsyah dari suatu video, penerbit juga melakukan bisnis, penerbit juga mencari profit. Jadi saya menanyakan kepada diri saya sendiri kira-kira akan lebih laku mana, antologi cerpen Asma Nadia yang disandingkan dengan nama saya ataukah dengan nama-nama yang di atas. Tidak perlu dijawab. Saya sudah tahu jawabannya.
Jadi mungkin salah satu kelemahan saya adalah saya belum punya nama, saya belum punya branding, belum ada yang mengenal saya sebagai seorang penulis. Maka dari itu pulalah saya sudah cukup puas ketika karha saya masuk kriteria kedua 'yang naskahnya layak, namun perlu perbaikan di sana-sini' saya anggap perbaikan di 'sana-sini'' juga termasuk meningkatkan nilai 'jual'' saya di pasaran.
Oke baiklah!
Mulai sekarang mari kita bantu penerbit dengan meningkatkan nilai 'jual' kita. Berikutnya, orang lain sudah yakin dengan tulisan kita hanya dengan membaca nama, tak perlulah sampai paragraf awal. Semoga. :)
No comments:
Post a Comment