Surat cinta bulan kepada matahari.
Dear, Sun..
2016. Aku sudah berdandan secantik mungkin untuk menemuimu di tanggal 9. Lubang-lubang di permukaan wajahku sudahku poles sedemikian rupa sehingga kau tidak akan bisa melihatnya dari jarak 1 tahun cahaya. Selain itu, penumbra akan meyamarkannya.
Ah, aku tahu kau tidak akan pernah peduli tentang semua itu.
Dear, sun...
Pertemuan kita selalu membuat semesta berdecak. Anak manusia berebutan melihat. Mereka tidak akan menyia-nyiakan momen sekali seumur hidupnya.
Aku telah mencintaimu selama ribuan tahun cahaya, kau tahu itu. Dan aku rela berdiam dalam penantian hanya untuk menatap wajahmu 33 tahun sekali.
Aku mengharapkan umbra memekat dengan gulita agar aku bisa mengirimkan ciuman purbaku padamu meski ia akan luruh tersapu lidah api sebelum mendarat di pucuk kepalamu.
Dear, sun...
Aku sudah sangat merindukanmu dalam ribuan tahun cahaya. Temui aku di dataran bernama Indonesia. Kita akan disambut beragam acara dari Ibadah hingga festival, lalu kita pergi meneyendiri berdua saja di laut Pacific. Hanya kita berdua dan Tuhan. Membicarakan tentang kita dan masa depan.
Kini penantianku hampir berujung. Menemuimu dalam 3 menit 59 detik sudah cukup bagiku. 33 tahun lagi kita bertatap muka. Temui aku di antartika.
#OneDayOnePost
Dear diary, kuingin cerita kepadamu tentangnya yg dulu singah di hatiku *jangan sambil nyanyi ya
ReplyDelete3 menit 59 detik, jika ketemunya di Manado ya?
ReplyDeleteDi Batam sekitar 120 menit, deh
Masyaallah indah sekali surat bulan, Mba. Kerennn!
ReplyDeletebaguss tulisannya, suka
ReplyDeleteKeren, Mbak...
ReplyDeleteDi KBM sampai ribuan like :-)
Keren, Mbak...
ReplyDeleteDi KBM sampai ribuan like :-)
Iyya mbak Atik... Saya nggak nyangka..hahahha
Delete