Ayo acung tangan yang ketagihan nonton vlognya Kekeyi, beauty vlogger yang lagi fenomenal karena tutorial 25k make up challenge, dimana doi menggantikan beauty blender dengan balon!
Nonton vlog Kekeyi di sini |
Saya baru nonton mungkin sekitaran 4 sampai 5 video dari seluruh video yang sudah diuploanya (ada 39 video), tapi sebagai emak-emak update yang lagi leyeh-leyeh menikmati cuti melahirkan saya lumayan sering menonton Kekeyi di TV. Gimana nggak, wong dia muncul di beberapa talk show kesayangan kok (Rumpi, Hitam Putih dan Brownis) ππ ketahuan banget tontonan gue..
Btw, saya akan nyicil nonton ke 39 videonya di sela-sela jam menyusui dan memandikan Al ataupun di sela-sela jam menyuapi Kakak Ahmad. Saya janji Kekey, saya adalah salah 1 big fan kamu soalnyaππ
Beauty Vlogger sendiri sebelumnya adalah sekumpulan wanita syantik yang gemar bikin review tentang produk skin care atau bikin video tutorial make up dengan dengan berbagai tema. Make up kondangan, make up wisuda, make up Lebaran, cam macam lah. Syarat tidak tertulis yang mutlak dimiliki seorang beauty vlogger adalah CANTIK, bahkan ketika mereka tanpa make up sekalipun. Bikin iri dan bikin pengen beli racun-racun yang habis direview mereka. Setiap habis nonton review produk pasti tergoda beli dengan harapan wajah bisa secantik mereka. Hufttt...
Nah, Kekeyi, sebagai seorang beauty vlogger telah mematahkan stigma yang terbentuk di kalangan masyarakat selama ini. Dia unik, dia memiliki standar cantik yang berbeda dengan standar yang diciptakan selama ini. Dia berkemauan keras, dia persisten, dia pantang menyerah.
Banyak pelajaran yang dapat diambil dari kemauan keras Kekeyi. Ketika dia tidak punya kamera pro untuk syuting, dia pakai kamera hp seadanya. Ketika dia tidak punya lighting, dia pakai senter. Ketika dia tidak punya beauty blender, dia menciptakan DIY beauty blender yaitu balon ulang tahun. ππ
Semua orang lalu bertanya, kenapa dia begitu percaya diri untik tampil depan kamera dan mengupload keseluruhan proses make overnya saat semua standar yang harus dimiliki seorang beauty vlogger tidak ada di dia. Ternyata pengalaman hidup yang membuatnya demikian tough. Dulunya dia kerap dibully oleh teman-teman SMA dengan cercaan khas body shaming; pendek, jelek, gendut. Benar-benar ya!
Memang, terkadang kita butuh suatu peristiwa yang tragis untuk dapat bangkit dari keterpurukan. Kekeyi berangkat dari peristiwa pembulian untuk kemudian berani tampil percaya diri menjadi beaty vlogger dengan jumlah peningkatan subscriber tercepat. Sehari yang lalu saya tengok baru 160K subscriber tadi subuh sudah 200K. Dan hanya bermodalkan make up-make up serta peralatan seadanya yang murah-murah.
Berarti, kita butuh suatu peristiwa tragis sebagai momentum kebangkitan? Tentu saja tidak. Bersyukurlah karena kita cukup belajar dari pengalaman hidup orang lain. Kalau kita merasa hidup lempeng-lempeng aja, bersyukurlah karena kita tidak pernah mengalami dibully sampai nangis-nangis di toilet seperti Kekeyi.
Pelajaran lain yang dapat diambil dari fenomena Kekeyi adalah berkemauan keras. Tidak down karena cemoohan. Kalau kita ibu rumah tangga, singkirkanlah pikiran bahwa ibu rumah tangga sudah kodratnya mengabdi hanya pada urusan dapur, kasur dan anak turunan. Tidak! Ketika menikah wanita kerap kehilangan jati diri karena berbagai label dan standar yang disematkan padanya. Harus 24 jam non stop buat anak, harus 24 jam non stop di rumah, harus saklek mengikuti perkataan suami tanpa ada kesempatan berdiskusi dan menjadi diri sendiri. Itulah kenapa wanita, terlebih yang telah berumah tangga, rentan terhadap stres. Ketika tidak bisa mencapai standar orang lain dia stres, ketika anak sakit dia terpuruk dan menyalahkan diri, ketika anak lambat menyerap pelajaran sekolah rasa bersalahnya menggunung. Memang, semua hal yang terjadi pada anak adalah tanggungjawab orang tua, tapi perlu diingat, anak adalah individu yang terpisah. Dia bukan robot yang didesain dengan bahasa program yang kita inginkan. Jangan menggunakan standar orang lain, jangan membeo pada stigma yang terbentuk di masyarakat. Buatlah standar kebahagiaanmu sendiri. Patahkanlah stigma yang sudah ada.
Hal ini tentu saja bukan hanya terjadi pada ibu rumah tangga. Ibu bekerja pun kerap dibayang-bayangi label dan stigma. Ibu bekerja bukanlah ibu yang sepenuhnya, ibu bekerja tak punya hati karena menitipkan anak pada pengasuh, ibu bekerja seenaknya saja memberi sufor tanpa mempertimbangkan keutamaan ASI. And so on. Tanpa pernah orang lain menyadari bahwa mungkin sebagian besar penghasilan keluarga masih ditopang oleh ibu pekerja, bahwa mungkin dia setengah mati pumping ASI tapi hasilnya tak memuaskan.
Kadang kita begitu sibuk memenuhi standar yang dibuat orang lain dan begitu sibuk mengikuti stigma yang telah terbentuk di masyarakat hingga lupa pada potensi diri, mengubur dalam-dalam cita-cita yang pernah ada, lebih parahnya lagi jika lupa bagaimana caranya bahagia.
Bagi Kekeyi, make up adalah sumber kebahagiaannya, sedangkan menjadi beauty blogger bisa jadi adalah target atau passion atau katakanlah cita-citanya. Maka dia mengusahakan segala source, daya dan upaya untuk mencapainya meski banyak yang mencemooh.
Kalau kamu ibu rumah tangga yang telah mengubur dalam-dalam passionmu, maka mulai sekarang kerjakanlah, usahakanlah di tengah keterbatasan tanpa harus melalaikan kewajiban.
Kalau kamu ibu bekerja yang selalu merasa bersalah menyerahkan perawatan anak pada pengasuh, maka hapuskanlah pikiran-pikiran seperti itu. Berbahagialah karena kamu dapat bekerja dan dapat mempekerjakan orang lain untuk urusan domestikmu. Mungkin saja orang itu tidak punya keahlian lain selain perkara domestik, sehingga sangat bersyukur dapat bekerja padamu.
Intinya sih.. Berbahagialah sebagai apapun kita sekarang. π